Tingkatkan Daya Saing, Menristekdikti Siap Datangkan Rektor Asing
Nasional

Menristekdikti mengaku sudah menggulirkan rencana ini sejak 2016 namun langsung mendapatkan respons negatif. Padahal rencana ini bisa berdampak baik bagi peringkat perguruan tinggi terkait.

WowKeren - Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia memang sudah cukup baik, terbukti sudah ada tiga universitas yang dinilai mampu bersaing secara internasional. Namun prestasi ini tak membuat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir berbangga. Menurutnya daya saing pendidikan Indonesia di kancah internasional harus terus ditingkatkan.

Demi mencapai tujuan tersebut, Nasir disebut-sebut tengah menggodok rencana untuk merekrut rektor dari luar negeri untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia. Kemenristekdikti pun akan mengakomodir rencana tersebut termasuk dengan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal pendanaan.

Hal ini Nasir ungkapkan seusai acara Rapat Pleno Ikutan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Unisbank Semarang. Menurutnya, usulan ini sudah ia gaungkan sejak 2016 tetapi langsung menuai reaksi keras.

"Ini yang saya munculkan tahun 2016 muncul lagi. Perguruan tinggi ada 4.700 di Indonesia, yang masuk daya saing dunia hanya 3," katanya, Senin (22/7). "Saat saya masuk menteri hanya 2, itu di angka (urutan) ke-400."

"Indonesia bangga di dalam sendiri, tapi tidak punya daya saing di luar negeri," imbuhnya. "2016, bagaimana undang rektor luar negeri jadi rektor di Indonesia, saya di-bully habis-habisan, rektor protes, ada dianggap bangsa inlander."


Padahal, lanjutnya, mendatangkan rektor dari luar negeri tak melulu berdampak buruk. Ia pun mencontohkan kualitas pendidikan tinggi di Singapura dan Taiwan.

Kualitas perguruan tinggi di dua negara itu langsung meningkat setelah pemerintah mendatangkan rektor dari luar negeri. Hal ini terbukti dari peringkat perguruan tinggi yang meroket.

"Kita belajar. keduanya maju karena rektor dari luar negeri, China maju karena rektor dari luar negeri," katanya, dikutip dari Kumparan, Selasa (23/7). "Bahkan Arab yang 800 tidak masuk, sekarang rektor dari Amerika 40 persen, Amerika dan Eropa, sekarang masuk (peringkat ke-) 189."

" Ini jadi tantangan, maka canangkan tahun 2020 bagaimana rektor ada dari perguruan tinggi asing," imbuhnya. "Akan saya mapping-kan lagi."

Namun Kemenristekdikti memastikan akan membuat regulasi terkait rekrutmen rektor dari luar negeri itu. Selain itu pihaknya juga akan berkoordinasi penuh dengan Kemenkeu terutama dari segi pendanaan.

"Bujet (nanti) dibicarakan dengan Kementerian Keuangan, pendanaan dari pemerintah pusat agar tidak mengganggu keuangan perguruan tinggi itu sendiri," pungkasnya. "Kalau ganggu memang problem. Nanti akan masukkan ke pos LPDP."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru