Gempa Banten M 6,9 Sebabkan Satu Korban Meninggal dan Ribuan Warga Mengungsi
Nasional

Sebelumnya, BMKG telah memutakhirkan data gempa berkekuatan M 7,4 menjadi M 6,9. Gempa ini mengakibatkan seorang warga asal Cigemblong meninggal dunia.

WowKeren - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memutakhirkan data kekuatan gempa Banten dari M 7,4 menjadi M 6,9. Gempa yang berpusat di 147 kilometer barat daya Kecamatan Sumur Pandeglang, Banten tersebut mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo menyebutkan bahwa gempa tersebut menyebabkan seorang warga meninggal dunia karena serangan jantung akibat panik. Selain itu, lebih dari 1.000 orang harus mengungsi.

"Jumlah korban 1.050 jiwa mengungsi, empat orang luka-luka," kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8). "Satu orang meninggal dunia atas nama Rasinah, 48 tahun, Kampung Cilangkahan RT 03/01 Desa Pecangpari Kecamatan Cigemblong, akibat panik dan serangan jantung."


Selain itu, ia menyebutkan sedikitnya 113 bangunan yang tersebar di Banten, Lampung, dan Jawa Barat mengalami kerusakan. 34 di antaranya rusak berat. Selain rumah, 1 kantor desa dan 2 masjid juga dilaporkan terdampak gempa.

Gempa yang terjadi pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB tersebut membuat BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun karena dari hasil pemantauan yang dilakukan tidak terdapat indikasi adanya perubahan pada gelombang pasang surut air laut, BMKG akhirnya mencabut peringatan tersebut dua jam setelah gempa.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo hari ini telah tiba di lokasi kejadian. Doni ingin memastikan bahwa dukungan untuk masyarakat berjalan baik. "Saya ingin memastikan bahwa semua dukungan untuk masyarakat yang terdampak langsung atau tidak, semua berjalan dengan baik," kata Doni melalui penuturan Staf Khusus Kepala BNPB Egy Massadiah lewat keterangan tertulis, Sabtu (3/8).

Sementara itu, Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Angsana Benny Madsira menuturkan bahwa banyak warga yang memilih tinggal di tempat pengungsian karena masih khawatir. Di Angsana terdapat sekitar 700 warga mengungsi yang berasal dari Kecamatan Panimbang. "Warga enggan pulang. Mereka masih khawatir untuk pulang," kata Benny Madsira dilansir dari Liputan 6, Sabtu (3/8).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru