Saksi Prabowo-Sandi Jadi Koordinator Pengepungan Asrama Papua, Gerindra Siap Pantau
Nasional

Sosok Tri Susanti sempat memuncaki trending topic Indonesia di Twitter akibat keterlibatannya dalam pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, pada Jumat (16/8).

WowKeren - Tindakan rasisme yang berujung kerusuhan di Papua mulai menyeret sejumlah nama. Salah satunya adalah Tri Susanti, seorang wanita asal Surabaya yang mengaku sebagai koordinator lapangan ormas pengepung asrama mahasiswa Papua pada Jumat (16/8) lalu.

Atas perannya dalam peristiwa malam itu, Mak Susi, demikian biasanya ia dipanggil, sudah mengucapkan permohonan maaf. Ia mengaku aksi yang digelar malam itu semata-mata demi membela bendera merah putih.

"Jadi kami tidak berkeinginan untuk mengusir mereka. Kami hanya ingin menegakkan bendera merah putih di asrama tersebut," katanya, dilansir dari Suara Surabaya, Selasa (20/8). "Selebihnya itu bukan urusan kita."

"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," pungkasnya. "Kami mohon juga pada rekan-rekan bahwa ormas dan masyarakat Surabaya tujuannya ke sana hanya untuk merah putih."

Namun belakangan terungkap pula bahwa Susi merupakan calon legislatif DPRD Surabaya Dapil 3 asal Partai Gerindra. Menanggapi keterlibatan salah satu kadernya, Gerindra pun akhirnya buka suara.


Ketua DPP Gerindra, Habiburokhman, meyakini bahwa Susi bukanlah sosok yang rasis, seperti yang digambarkan selama ini. Namun demikian, tuturnya, Gerindra selalu siap mengawal proses hukum yang berjalan. Gerindra pun akan menyelidiki sejauh mana peran dan motivasi Susi dalam insiden malam itu.

"Kami nggak yakin beliau bersikap rasis," kata Habiburokhman, Selasa (20/8). "Kami berharap agar jangan juga ada fitnah dan kambing hitam dalam kasus ini."

"Kita ikuti terus perkembangan dan juga cari info," imbuhnya, dilansir dari Detik News, Rabu (21/8). "Apakah beliau hanya aksi mempertanyakan dugaan pembuangan bendera merah putih, atau ikut bersikap rasis."

Habiburokhman pun menegaskan ada konsekuensi yang harus diterima Susi apabila terbukti bertindak rasis. "Kalau ikut bersikap rasis, selain harus bertanggung jawab secara hukum negara, juga akan diproses di Majelis Kehormatan (Partai)," tegasnya.

Di sisi lain, nama Tri Susanti sempat menjadi bahan pembicaraan nasional, khususnya di media sosial Twitter. Pasalnya wanita berkacamata itu diduga menjadi oknum pertama yang menyebarkan berita bohong soal perusakan bendera di depan asrama mahasiswa Papua.

Sosoknya sebagai saksi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu pun turut menjadi sorotan. Kendati demikian, pihak berwenang belum mengeluarkan pernyataan resmi soal keterkaitan peristiwa ini dengan dunia politik.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru