Tewaskan 3 Orang, BMKG Beri Penjelasan Soal Petir Maut di Sumatera Utara
Nasional

Masyarakat diimbau waspada terlebih jika mulai terbentuk awan hitam pekat serta tebal. Awan kumulonimbus ini berbahaya sehingga harus diwaspadai dan hindari tempat terbuka.

WowKeren - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) buka suara terkait tragedi sambaran petir maut yang menewaskan tiga orang di Sumatera Utara. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Rajab mengatakan bahwa petir merupakan fenomena alam yang kerap muncul ketika terdapat awan kumulonimbus.

"Petir kan karena adanya loncatan bunga api listrik yang memang ada di atmosfer," jelas Fachri, Minggu (25/8). "Itu biasanya terjadi di kondisi atmosfer yang ada awan kumulonimbus."

Petir, dikatakannya, menyimpan energi yang sangat besar dan bersuhu tinggi. Sehingga tak heran ketika menyambar seseorang sangat berpotensi menghanguskan orang tersebut. Inilah sebabnya gedung-gedung yang tinggi selalu dipasangi penangkal petir.

"Petir ya memang sebuah energi yang sangat besar dan temperaturnya panas. Orang kalau kena ya, kemungkinan besar akan hangus. Makanya pohon pun bisa tumbang atau terbakar. Gedung-gedung pun ada penangkal petir," jelasnya. "Prinsipnya petir akan menyambar objek tertinggi. Kalau di lapangan terbuka misalnya dan ada orang ya, bisa jadi sebagai objek tertinggi ya kena."


Terkait petir maut yang terjadi di Sumut, Fachri menuturkan hal itu tak terlepas dari adanya peralihan musim. Awan kumulonimbus penyebab petir pada umumnya muncul di masa peralihan musim.

"Ini kan di Sumut ya kejadiannya, saat ini di Sumut memang sudah mulai terjadi banyak hujan," lanjut Fachri. "Di Aceh juga. Penyebab petir kan disebabkan awan kumulonimbus, nah di sana sudah banyak awan-awan itu."

Di Indonesia yang notabene wilayah tropis, petir lebih banyak terjadi saat peralihan musim. Tak hanya dari musim kemarau ke hujan tetapi juga sebaliknya. "Kemudian untuk wilayah tropis seperti Indonesia, frekuensi kejadian petir itu biasanya lebih banyak terjadi saat peralihan musim, baik dari kemarau ke hujan dan sebaliknya," jelas Fachri.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat lebih waspada. terlebih jika mulai muncul awan yang hitam pekat dan tebal. "Kemudian, awan kumulonimbus ini ciri-cirinya hitam pekat dan tebal. Nah, kalau ada awan itu ya, waspada. Hindari tempat-tempat terbuka," imbuh Fachri.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait