Ridwan Saidi Klaim Punya Dasar Soal Kerajaan Sriwijaya Fiktif
Nasional

Budayawan asal Betawi Ridwan Saidi menilai bahwa para peneliti maupun arkeolog telah salah memahami aksara yang tertera dalam prasasti yang dianggap peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

WowKeren - Kontroversi pernyataan seorang budayawan asal Betawi Ridwan Saidi masih berlanjut. Ridwan ramai menjadi perbincangan usai menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif dan hanya berisi sekelompok bajak laut yang beroperasi di perairan nusantara.

Tentu saja, banyak pihak yang tidak terima dengan pernyataan tersebut. Pasalnya selama ini, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia yang dipelajari secara turun-temurun.

Meski banyak disoal, Ridwan mengklaim bahwa pernyataannya itu bukan tanpa alasan. Ia menegaskan bahwa dirinya sudah mempelajari prasasti-prasasti sejarah di Indonesia termasuk prasasti Kedukan Bukit yang menjadi peninggalan tertua Kerajaan Sriwijaya. Selain prasasti itu, arkeolog maupun para peneliti sejarah juga meyakini bahwa prasasti Talang Tuwo, Talang Igo, dan Bukit Kapur merupakan bagian dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Justru menurut Ridwan, keempat prasasti tersebut sama sekali tak membuktikan keberadaan Kerajaan Sriwijaya. "Keempat prasasti itu sama sekali tidak mendukung klaim mereka atas keberadaan Sriwijaya," ujar Ridwan dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (29/8).


Justru, Ridwan berpendapat bahwa para peneliti selama ini salah memahami arti aksara dalam prasasti. Menurut Ridwan, prasasti peninggalan tersebut menggunakan bahasa Armenia yang banyak digunakan oleh sebagian bangsa Arya.

Prasasti tersebut berisi penjelasan terkait kepercayaan monoteisme di Palembang sebelum berdirinya Kerajaan Palembang di abad ke-8. Sedangkan para peneliti selama ini memahami prasasti tersebut berisi tentang kejatuhan Kerajaan Sriwijaya.

"Saya sudah mempelajari prasasti-prasasti di Indonesia," jelas Ridwan. "Sudah saya bukukan, judulnya Rekonstruksi Sejarah Indonesia."

Sebelumnya, Pemerintah Kota Palembang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pernyataan Ridwan, mengingat dirinya adalah seorang budayawan. Oleh sebab itu, mereka berencana untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

"Masih dibahas apakah nanti ada upaya hukum atau tidak," kata Kabag Humas Pemkot Palembang Amiruddin dilansir dari Detik, Kamis (29/8). "Makanya kalau mau bicara, ya, harus pakai data, jangan asal-asal, tidak sembarangan. Bilang fiktif ya harus ada data."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait