Kabut Asap 'Sambangi' Negara Tetangga, KLHK Sebut Sudah Tangani Karhutla
Nasional

Kabut asap akibat karhutla di sejumlah daerah Indonesia sampai ke negara tetangga. Menanggapi persoalan itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaku telah mengupayakan yang maksimal demi menangani karhutla dan kabut asap tersebut.

WowKeren - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah di Indonesia telah menyebar hingga ke negara tetangga. Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dirkarhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rafles B Panjaitan mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan upaya yang maksimal menanggulangi bencana tersebut.

Menurut hembusan angin, asap yang disebabkan oleh karhutla tersebut mengarah ke tenggara di mana letak negara Malaysia dan Singapura berada. "Kalau kita lihat arah angin, memang arahnya ada ke sana. Memang ke tenggara, itu berarti ke Malaysia dan Singapura. Cuma di Kalimantan Barat memang ada kebakaran cukup besar juga, khawatirnya dari sana," kata Rafles dilansir Detikcom, Jumat (20/9). "Angin kan kami nggak bisa atur dan kami juga tidak ingin negara tetangga kita terdampak."

Lebih lanjut, Rafles menyebutkan jika upaya maksimal telah dilakukan oleh KLHK. Dengan mengerahkan 23 personel Manggala Agni di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, serta 52 unit helikopter dan 3 pesawat terbang.

Rafles juga ikut turun langsung ke provinsi-provinsi yang mengalami karhutla dan melakukan pemantauan. Dari hasil pantauan di Kalimantan Tengah, kabut asap sudah tidak ada.


"Di Kalimantan dan Sumatera sudah standby semua. Heli kami untuk water bombing dan pesawat untuk TMC," jelasnya. "Kami sudah semai untuk hujan buatan dua hari lalu, hasilnya di Riau dan di Jambi ada hujan walaupun intensitasnya tidak deras seperti yang kami harapkan."

Selain water bombing, Rafles menjelaskan tentang Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan setiap kali cuaca berawan. KLHK juga telah mengadakan pondok-pondok kerja yang diletakkan di dekat wilayah-wilayah yang terdapat titik panas (hotspot) agar saat lahan terbakar, penanganan dapat dilakukan sesegera mungkin.

"TMC di Sumatera sudah menghasilkan beberapa hujan. Di Palangka Raya sudah disemai, tapi belum ada hujannya. Penanganan di lapangan dengan Manggala Agni sangat cepat karena kita di Kalimantan Tengah ini sampai buka pondok-pondok kerja yang dekat dengan daerah rawan," jelasnya. "Manggala Agni kita kita tempatkan dekat daerah rawan agar cepat. Yang biasanya 5 sampai 6 jam sampai lokasi, sekarang kita bergerak hanya 15, 30 menit, sampai lokasi."

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berhasil memodifikasi cuaca sehingga dapat membuat hujan buatan demi memadamkan karhutla di Riau. Keberhasilan operasi teknologi modifikasi cuaca ini diungkapkan langsung oleh Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo. Hujan buatan tersebut turun selama 30 menit

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru