Gerakan ini disebut bermula dari ketidakpuasan atas berbagai aturan dan tindakan yang dibuat oleh pemerintah. Mulai dari revisi UU KPK, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, hingga RKUHP.
- Bertilia Puteri
- Senin, 23 September 2019 - 09:56 WIB
WowKeren - Tagar #GejayanMemanggil sudah menggema di media sosial sejak Minggu (22/9) dan kembali diteruskan dengan tagar baru #MosiTidakPercaya pada hari ini (23/9). Tagar ini merupakan seruan bagi mahasiswa dan elemen masyarakat Yogyakarta untuk mengikuti aksi damai pada Senin (23/9).
Gerakan ini disebut bermula dari ketidakpuasan atas berbagai aturan dan tindakan yang dibuat oleh pemerintah. Mulai dari revisi UU KPK, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, hingga RKUHP.
Fenomena tagar ini lantas dianalisis oleh pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi. Menurut Ismail, tagar tersebut didorong oleh kelompok baru di media sosial.
"Peta SNA #GejayanMemanggil menampilkan satu cluster. Banyak akun2 yang selama ini tak muncul dalam pro-kontra politik," cuit Ismail pada Senin (23/9). "Menandakan bahwa gerakan ini dimotori oleh energi baru dalam peta media sosial kita."
Ismail lantas mengungkapkan bahwa tagar ini mendapat banyak dukungan dari akademisi. Baik dosen hingga rektor.
"Dari contoh top twit #GejayanMemanggil, tampak dukungan dosen dan bahkan rektor bagi aksi mahasiswa ini," lanjut Ismail. "Yang mendorong mereka turun adalah Revisi UU KPK, RKUHP, dan banyak RUU lain yang meresahkan."
Selain menggema di Twitter, tagar tersebut rupanya juga disebar di media sosial Instagram. "Informasi #GejayanMemanggil juga disebar di kanal Instagram. Top meme di IG juga mirip dengan yang dishare di Twitter."
Oleh sebab itu, Ismail pun berharap agar pemerintah mau mendengarkan aspirasi rakyat. Aksi #GejayanMemanggil ini juga tidak bisa diabaikan oleh pemerintah.
"Aksi #MahasiswaBergerak dan #GejayanMemanggil ini tidak bsia diabaikan. DPR dan Pemerintah perlu mendengarkan," cuit Ismail. "Dan mahasiswa pun harus beraksi dengan damai. Lawan mereka adalah kekerasan dan kerusuhan. Jika ini terjadi dan mereka yg melakukan, simpati publik akan pudar."
Di sisi lain, aksi #GejayanMemanggil ini rencananya akan dilakukan pada Senin (23/9) pukul 13.00 WIB. Ada tiga titik kumpul aksi, yakni gerbang utama Kampus Sanata Dharma, pertigaan revolusi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dan Bundaran Universitas Gadjah Mada.
(wk/Bert)