Pansus Papua Minta Mahfud MD Bebaskan Mahasiswa Yang Ditahan Saat Konflik Rasisme
Nasional

Sejumlah mahasiswa Papua ditahan karena dianggap menimbulkan kerusuhan usai tragedi rasisme di Surabaya beberapa waktu lalu. Pansus Papua pun meminta kepada Mahfud MD agar mereka dibebaskan.

WowKeren - Konflik rasisme Papua yang terjadi di Surabaya beberapa waktu lalu menyebabkan masyarakat di penjuru Papua bergejolak. Banyak dari mereka yang melakukan demonstrasi yang sayangnya berujung rusuh. Namun, beberapa dari mereka yang merupakan mahasiswa diketahui ditangkap oleh pihak kepolisian dan ditahan hingga kini.

Oleh sebab itu, Panitia Khusus (Pansus) Papua DPD RI melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam Mahfud MD. Ketua Pansus Papua yakni Filep Wamafma mengatakan jika pertemuan tersebut akan membahas masalah mahasiswa Papua yang ditahan usai kejadian rasisme di Surabaya. "Yang pertama adalah kaitan dengan penahanan mahasiswa Papua, pasca aksi solidaritas penolakan rasisme di Surabaya," kata Filep pada Senin (25/11).

Pansus meminta kepada Mahfud untuk membebaskan para mahasiswa Papua yang ditahan. Menurut Filep, para mahasiswa seharusnya tak perlu ditahan. "Tadi kami sampaikan ke Pak Menko Polhukam untuk sesegera mungkin mengambil langkah cepat untuk membebaskan seluruh mahasiswa Papua, karena sesungguhnya mahasiswa Papua yang perlu dibina dan di selamatkan dari pada pikiran politik," katanya.


Menurut Filep, saat ini ada sejumlah mahasiswa Papua yang masih ditahan. "Untuk sementara 6 orang di Jakarta, sementara di daerah lain itu ada di Papua, Papua Barat, di Mako Brimob, dan yang dipindahkan dari Papua ke Kalimantan sekitar 13 orang. Di Manokwari, di Jayapura, bahkan masih ada yang DPO," tuturnya.

Selain meminta agar mahasiswa Papua dibebaskan, Filep Wamafma juga meminta pemerintah untuk membuka ruang dialog dengan kelompok separatis di Papua. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk membangun satu komunikasi yang lebih baik.

"Tadi kami sampaikan kepada Pak Menko Polhukam untuk pendekatan dialog," katanya. "Pemerintah harus membuka diri dan DPD menyarankan membuka diri untuk berdialog dengan kelompok-kelompok yang berseberangan sekalipun itu dalam rangka untuk membangun satu komunikasi yang lebih jauh ke depan dan Pak Menko sangat sepakat dengan kita."

Filep kemudian mengatakan bahwa Pansus akan menyentuh substansi pendekatan ke kelompok separatis di Papua. "Saya pikir mekanismenya akan diatur seperti apa dialognya tapi yang jelas bahwa Pansus akan menyentuh substansi itu untuk lebih dekat kepada kelompok-kelompok yang beda pandangan dengan NKRI. Kita akan penuhi diskusi," ujarnya.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru