Ari Askhara Heran Kasus Penyelundupan Harley Jadi Liar: Padahal Saya Orang Biasa
Nasional

Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir telah mengambil langkah tegas dengan memecat Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara sebagai buntut aksi penyelundupan motor mewah.

WowKeren - Kasus penyelundupan motor mewah Harley Davidson melalui armada Garuda Indonesia masih ramai menjadi sorotan. Kekinian, Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir telah mengambil langkah tegas dengan mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.

Pasalnya, barang-barang selundupan berupa komponen Harley Davidson dan juga dua unit sepeda Brompton diketahui adalah milik Ari. Dalam pernyataan resminya, Erick menyebut bahwa Ari menyelundupkan barang mewah tersebut menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 neo. Pesawat itu baru dipesan dari Prancis menuju Bandara International Soekarno-Hatta, Tangerang Indonesia.

Ari, yang juga merupakan salah satu penumpang VIP dalam penerbangan tersebut, mengaku heran kasus penyelundupan Harley bisa berkembang liar hingga mampu menyedot perhatian publik. "Gak ngerti kok liar banget. Padahal saya orang biasa," kata Ari dilansir Kumparan, Sabtu (7/12).


Pengumuman perihal pemecatan Ari disampaikan oleh Erick pada Kamis (5/12). Keputusan itu didasarkan pada hasil pemeriksaan komite audit dan laporan Dewan Komisaris Garuda Indonesia terkait kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton. Tak hanya mencopot Ari dari kursi direksi BUMN itu, Erick juga akan melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengungkap oknum-oknum lain yang terlibat dalam aksi penyelundupan itu.

"Saya memberhentikan Direktur Utama Garuda," kata Erick. "Tapi tidak sampai di situ saja, kita akan terus melihat lagi oknum-oknum yang tersangkut."

Sebelumnya, Ari tak sepakat jika dirinya disebut gagal dalam memperbaiki kinerja Garuda Indonesia. Menurutnya, Garuda Indonesia telah mengalami peningkatan dari segi kinerja keuangan. Apa yang ia lakukan telah disesuaikan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 12 September 2018 lalu, yakni untuk menyelamatkan Garuda Indonesia.

Meski demikian, Ari mengaku akan menerima semua keputusan pemegang saham terbesar Garuda Indonesia, dalam hal ini Kementerian BUMN, terkait kariernya di maskapai tersebut. "Mengacu hasil press conference oleh pemegang saham mayoritas. Kami akan selalu menghormati serta mematuhinya sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku," kata Ari dilansir Bisnis pada Sabtu (7/12).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait