Dana Jiwasraya Dikabarkan Buat Modal Kampanye Jokowi, Begini Respons PDIP
Nasional

Berembus kabar jika tekornya PT Asuransi Jiwasraya dipicu karena dana yang ada dipakai sebagai modal kampanye Presiden Jokowi. Lantas bagaimana respons PDIP?

WowKeren - Perusahaan PT Asuransi Jiwasraya kini tengah dilanda defisit hingga merugikan negara hingga puluhan triliun. Berbagai penyebab tekornya perusahaan pelat merah tersebut kini terus bermunculan.

Salah satu penyebab tekornya Jiwasraya yang baru-baru ini mencuat ke permukaan adalah berkaitan dengan kampanye Presiden Joko Widodo. Rupanya, dana milik Jiwasraya heboh dikabarkan telah digunakan sebagai modal kampanye dari pasangan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin.

PDIP selaku partai pengusung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019 lalu akhirnya angkat berbicara. Politikus PDIP Deddy Sitorus membantah keras terkait tudingan penggunaan dana Jiwasraya sebagai modal kampanye.

Menurutnya, kasus yang menimpa Jiwasraya sendiri sudah terjadi sejak 2018 sehingga tidak masuk akal jika dikaitkan dengan Pilpres 2019. Deddy lantas mengatakan jika kasus Jiwasraya ini bagai bisul yang pecah.

"Ibarat bisul, itu (masalah Jiwasraya) pecahnya tahun 2018. Kalau dikaitkan dengan pilpres ngawur karena bisulnya pecah 2018," kata Deddy Sitorus dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (29/12), seperti dilansir dari Detik. "Bukan borok ini muncul 2018. Jangan salah."


Deddy juga menjawab kebenaran apakah dana kampanye Jokowi-Ma'ruf berasal dari Jiwasraya. Ia mengatakan jika tudingan tersebut sangatlah berbahaya dan harus dipertanggungjawabkan. Deddy menegaskan jika Presdien Jokowi tidak mungkin melakukan tindakan seperti yang dituduhkan itu.

"Itu kesimpulan yang kekanak-kanakan, jumping, itu conclusion, nggak paham, nggak ngerti, ngomong langsung lompat konklusi," ujar Deddy. "Itu miss leading. Saya kira itu harus dipertanggungjawabkan."

"Karena apa? Seorang parpol, apalagi sekarang ada di pemerintahan itu kan seperti melempar kotoran," sambungnya. "Menurut saya itu tidak tepat pernyataan seperti itu karena bukan model Pak Jokowi untuk mau melakukan hal-hal seperti itu."

Lebih lanjut Deddy menjelaskan jika permasalahan yang menimpa Jiwasraya telah ada sejak zaman krisis moneter pada tahun 1998 silam. Selanjutnya pada tahun 2006, Jiwasraya juga sudah mengalami defisit sekitar Rp3,2 triliun. "Kemudian mengalami masalah tahun 2008, persoalan yang panjang sekali, lalu tahun 2019," jelas Deddy.

Walau begitu, Deddy juga tidak ingin melempar kesalahan kepada pemerintah sebelum-sebelumnya. Ia menyampaikan jika saat ini, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sedang berusaha melakukan upaya penyelamatan terhadap masalah yang menimpa Jiwasraya.

"Pemerintah saat ini sudah memegang skenario penyelamatan," tegas Deddy. "Misal zaman lalu sudah bicara holding karena kita tidak setuju dengan bailout. Pengalaman bailout mengalami cerita duka. Tapi kami mengatakan tidak setuju bailout, tapi itu jalan terakhir."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait