Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, nama Harun Masiku sangat mungkin lolos karena Megawati tak akan mengecek perolehan suara masing-masing caleg yang diusulkan.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 22 Januari 2020 - 08:31 WIB
WowKeren - Kasus suap yang melibatkan mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan mantan caleg PDIP Harun Masiku terkait Pergantian Antar Waktu (PAW) DPR RI hingga kini terus bergulir. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, lantas meyakini bahwa Megawati Soekarnoputri sang Ketua Umum tidak terlibat dalam kasus suap tersebut.
Rudy mengaku prihatin ada kader yang tega membohongi Megawati hingga ada kasus suap-menyuap demi kursi legislatif. "Kader PDIP yang betul-betul punya Ideologi Pancasila 1 Juni tidak akan seperti itu," tegas Wali Kota Solo tersebut dilansir CNN Indonesia, Selasa (21/1).
Lebih lanjut, Rudy menilai bahwa Megawati tak mungkin memeriksa surat permohonan PAW yang harus ia tandatangani satu per satu. Menurut Rudy, nama Harun Masiku sangat mungkin lolos karena Megawati tak akan mengecek perolehan suara masing-masing caleg yang diusulkan.
Rudy lantas menerangkan bahwa dalam prosedur internal PDIP, calon yang akan dilantik menjadi anggota legislatif memang mendapat surat tugas dari Ketua Umum. Namun, Ketua Umum dalam hal ini tidak mengetahui nomor urut maupun perolehan suara caleg yang menang. Pasalnya, hal teknis tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
"Saya jamin dan yakin Ibu (Megawati) enggak tahu," tegas Rudy. "Urut berapa, suaranya berapa, enggak pernah tahu. Namanya Sekjen itu kepercayaan Ketua Umum."
Megawati sendiri disebut Rudy sebagai sosok yang bijaksana dan taat hukum. Oleh sebab itu, Rudy yakin bahwa Megawati hanya menjadi kambing hitam di kasus ini. Ia pun meminta agar pihak-pihak, baik di dalam maupun luar PDIP, untuk tidak lagi menyeret nama Megawati di kasus ini.
"Saya menganggap beliau itu orangnya belum sejahtera lahir batin. Dari dulu sampai sekarang," pungkas Rudy. "Itu kan hanya luarnya saja yang sejahtera. namun selalu jadi kambing hitam terus. Ibu saya ini piyayinya bijak. Jangan didahului dan yang paling saya sedih dibohongi."
(wk/Bert)
