Pengusaha Rupanya Masih 'Ogah' Serap Lulusan Pra Kerja Jokowi, Kenapa?
https://www.prakerja.go.id/
Nasional

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum bisa menyerap orang-orang yang telah menyelesaikan sertifikasi Kartu Pra Kerja.

WowKeren - Program Kartu Pra Kerja andalan Presiden Joko Widodo yang sudah mulai berjalan sejak lalu kini terus menuai sorotan. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum bisa menyerap atau memperkerjakan orang-orang yang telah menyelesaikan sertifikasi Kartu Pra Kerja.

"Belum (diskusi). Kebanyakan asosiasi coba bergerak supaya ada kebutuhan tertentu yang disiapkan," ungkap Shinta dilansir CNN Indonesia pada Sabtu (2/5). "Untuk menyerap kami belum bisa tahu karena industri sedang survival mode."

Meski demikian, Shinta mengakui bahwa pemerintah pernah menanyai pendapat Apindo terkait standar yang dibutuhkan industri demi menyerap tenaga kerja yang mengikuti program Kartu Pra Kerja. Namun, tutur Shinta, saat itu pandemi corona atau COVID-19 masih belum terjadi. Rencana program pelatihan saat itu adalah berbentuk online dan juga vokasi.

Konteks saat ini pun berubah usai pelatihan Pra Kerja sepenuhnya dilakukan online karena ada pandemi corona. Shinta lantas menilai bahwa kebanyakan yang menerima manfaat Pra Kerja adalah orang- orang yang mengincar "gaji dari negara" sebesar Rp 600 ribu per bulan. Dengan demikian, pelatihan tidak lagi menjadi fokus utama.


Lebih lanjut, Shinta juga mengaku sempat melihat sejumlah opsi pelatihan aneh. Meski demikian, ia menganggap bahwa pilihan tersebut diberikan supaya seluruh kebutuhan pasar dapat terpenuhi.

Shinta sendiri menyarankan agar pemerintah mengarahkan pelatihan ke permintaan yang akan banyak dibutuhkan, yaitu informasi, teknologi, dan komunikasi (ICT). "Permintaan akan sangat tinggi, itu dasar yang bisa menambah skill pekerja kalau ada ICT," ujar Shinta.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Antonius J Supit, menilai bahwa pelatihan online tidak dapat disamakan dengan vokasi yang dihilangkan untuk sementara karena corona. Sama seperti Shinta, Antonius juga menilai banyak pendaftar Kartu Pra Kerja yang hanya melihat pelatihan sebagai "formalitas" untuk mendapat insentif Rp 600 ribu per bulan.

"Kalau vokasi sangat jelas ada praktek kerjanya, kalau ini hanya belajar melalui internet barang kali cocoknya untuk entrepreneurship. Dengan pelatihan singkat ini apa yang mereka dapatkan?" pungkas Antonius. "Saya belum lihat (jenis-jenis pelatihan), orang masih pusing saya mikirin bisnis sendiri yang lagi susah kok."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru