Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya telah menyebut jika pihaknya akan menyiapkan tempat isolasi untuk warga, terutama yang tinggal di pemukiman padat penduduk.
- Zodiak Yanuarita
- Senin, 04 Mei 2020 - 15:29 WIB
WowKeren - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan rumah susun sewa (rusunawa) Nagrak di Cilincing sebagai lokasi karantina pasien virus corona (COVID-19). Rusunawa Nagrak sendiri belum pernah dihuni lantaran baru selesai dibangun.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko jika sudah disiapkan lokasi khusus untuk karantina. "Sudah disiapkan satu tower untuk lokasi karantina," kata dia dilansir CNN Indonesia, Senin (4/5).
Tower tersebut memiliki daya tampung hingga 500 pasien. Sementara itu secara keseluruhan rusunawa Nagrak memiliki 14 tower dengan 3.570 unit. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya telah menyebut jika pihaknya akan menyiapkan tempat isolasi untuk warga.
Tempat itu akan disiapkan untuk warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk. Sebab menurutnya, masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk sulit mendapatkan tempat untuk isolasi.
"Mengenai tempat rumah aman. Atau kawasan aman, kita sudah siapkan beberapa lokasi," kata Anies beberapa waktu lalu. "Jadi di tempat-tempat padat, dimana di situ ada orang dalam pemantauan (ODP) atau orang yang mengalami gejala COVID-19, maka kita sudah siapkan tempat untuk mereka bisa mengisolasi diri di luar kawasan padat."
Sementara itu, jumlah kasus corona di Jakarta per hari Minggu (3/5), sudah mencapai 4.417 kasus. Dari jumlah tersebut, 621 orang dinyatakan sembuh, dan 410 orang meninggal.
Dari 267 kelurahan di Jakarta, sudah 259 yang terinfeksi. Adapun kelurahan yang paling terdampak adalah Petamburan dengan 110 kasus. Kemudian di Kelurahan Sunter Agung 71 kasus dan Kelurahan Pademangan Barat 58 kasus.
Tak hanya Jakarta, Jawa Timur juga menjadi salah satu provinsi dengan jumlah kasus tertinggi. Jumlah pasien virus corona di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo) membludak dan melebihi kapasitas rumah sakit rujukan selama PSBB. Jumlah tersebut hampir 2 kali lipat lebih banyak dari kapasitas rumah sakit rujukan yang ada.
(wk/zodi)
