ABK WNI di Kapal Tiongkok Ngaku Tak Pernah Diberi Tahu Soal Virus Corona
Nasional

Menurut salah satu anak buah kapal (ABK) Long Xin, kapal tersebut sama sekali tidak pernah berlabuh sejak mulai melaut pada Februari 2019 lalu. Komunikasi dengan darat juga hanya dilakukan oleh kapten kapal.

WowKeren - Dugaan eksploitasi yang dialami anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal ikan Tiongkok masih menjadi pembicaraan hangat. ABK di Kapal Long Xin misalnya, mengaku awalnya tidak mengetahui soal pandemi corona (COVID-19) yang kini tengah melanda seluruh dunia.

Pasalnya, kapal tersebut sama sekali tidak pernah berlabuh sejak mulai melaut pada Februari 2019 lalu. "Selama 14 bulan kami enggak pernah mendarat sama sekali," tutur salah satu ABK berinisial RF, dilansir Tempo pada Senin (11/5).

Menurut RF, dirinya sama sekali tidak memiliki akses komunikasi ke luar selama di atas kapal lantaran ponsel yang dibawanya tidak mendapatkan sinyal. Pria berumur 27 tahun tersebut mengaku bahwa komunikasi dengan darat hanya dilakukan oleh kapten kapal.

Meski demikian, RF mengaku bahwa sang kapten sempat menyinggung soal adanya virus pada November 2019 silam. "Tapi kapten enggak kasih tahu itu virus corona," jelas RF.


Lebih lanjut, RF menjelaskan bahwa pembicaraan soal virus tersebut bermula dari adanya penyakit misterius yang menyerang para ABK. Menurut RF, penyakit tersebut memiliki gejala berupa pembengkakan di sekujur tubuh, dan menyebabkan sesak nafas.

Penyakit ini akhirnya membuat kapal berhenti mencari ikan. 3 ABK asal Indonesia juga menjadi korban penyakit ini, jenazah mereka pun dilarung ke laut.

Kematian 3 ABK tersebut membuat kru kapal lainnya khawatir tertular dan mendesak kapten untuk memulangkan mereka. Para ABK lantas dibawa ke pelabuhan Busan, Korea Selatan, menggunakan Kapal Tian Yu 8 pada proses pemulangan.

RF sendiri mengaku kaget saat melihat banyaknya papan peringatan terkait pandemi corona saat mereka tiba di Busan pada April 2020 lalu. Para ABK tersebut baru pertama kali mendengar istilah virus corona di sana.

"Pas kami sampai di Busan, baru kenal namanya virus corona," pungkas RF. Setibanya di Busan, para ABK sendiri dikarantina selama 14 hari sesuai protokol pencegahan COVID-19. Seorang ABK dilaporkan meninggal dunia dalam proses karantina tersebut, dengan gejala sesak dan batuk darah.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait