Antisipasi Kekeringan, RI Diprediksi Perlu Impor 2 Juta Ton Beras
Nasional

Wakil Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin memprediksi jika titik krisis pasokan beras akan terjadi sekitaran bulan Oktober-November.

WowKeren - Di tengah menghadapi penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) yang kian pelik, Indonesia juga dihadapkan pada ancaman kemarau panjang hingga akhir tahun nanti. Akibatnya, produksi beras pun diprediksi akan mengalami penurunan tahun ini.

Wakil Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin memprediksi jika titik krisis pasokan beras akan terjadi sekitaran bulan Oktober-November. Krisis ini bisa berlanjut hingga Januari 2021 mendatang. Belum lagi ditambah dengan virus corona yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.

"Itupun kalau COVID-19-nya selesai Agustus 2020," kata Arifin dalam diskusi virtual, Kamis (14/5). "Produksi beras itu turun 7,7 persen dari 2018-2019 kemungkinan 2020 turun lagi."

Kondisi ini memaksa pemerintah untuk mengimpor beras dari negara lain. Hal itu guna memastikan negara ini tidak kekurangan pangan. Pemerintah diprediksi harus mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk memenuhi pasokan dalam negeri.


Namun perlu menjadi catatan jika upaya mengimpor beras di tengah pandemi seperti sekarang ini tidak bisa dikatakan mudah. Pasalnya, bukan hanya Indonesia saja yang harus berjuang melawan corona. Negara yang merupakan produsen beras, bisa jadi lebih memilih untuk memenuhi kebutuhannya sendiri di tengah pandemi.

"Saya kira 2020 akan ada impor lagi antara 1,5 juta ton hingga 2 juta ton," kata Arifin. "Kalau tidak jangan main-main di situ."

Terganggunya pasokan beras ini, dikatakan Arifin juga akan berpengaruh pada harga di pasaran. "Marginnya antara harga gabah dan beras itu Rp 6.000 karena ada yang sedikit turun ini beras kualitas rendah turun. Beras not so bad yang masih di Rp 12 ribu," jelasnya.

Presiden Joko Widodo alias Joko Widodo sebelumnya telah mengingatkan akan ancaman musim kering ini. Untuk mengantisipasi hal itu, Jokowi ingin mengubah lahan gambut yang ada di Kalimantan untuk dikelola menjadi persawahan. Hal itu dalam rangka untuk mengamankan stok beras di dalam negeri.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait