Ratusan Warga Surabaya Ikut Rapid Test Massal dan Abaikan Physical Distancing, Pemkot Buka Suara
Nasional

Ratusan warga tersebut tampak berdesakan kala mengantre dan mendaftar rapid test. Selain itu, tak jarang mereka terus merangsek maju dan juga saling dorong.

WowKeren - Ratusan warga terpantau mengikuti rapid test massal yang digelar oleh Pemkot Surabaya dan BIN di Terminal Keputih pada Kamis (4/6) kemarin. Sayangnya, para peserta rapid test tersebut mengabaikan physical distancing dan tidak menjaga jarak.

Para warga tampak berdesakan kala mengantre dan mendaftar rapid test. Selain itu, tak jarang mereka terus merangsek dan juga saling dorong.

Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun buka suara terkait hal ini. Pemkot Surabaya mengaku bahwa antrean kemarin akan menjadi bahan evaluasi untuk mereka.

"Itu merupakan bahan evaluasi atas antusias dari warga," jelas Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara dilansir detikcom pada Jumat (5/6) hari ini. "Tapi hari ini Insya Allah sudah tertata."


Lebih lanjut, Febri menjelaskan bahwa pihaknya sedianya telah menyiapkan acara rapid test massal dengan maksimal supaya warga tetap dapat menerapkan physical distancing. Namun antusias warga yang ingin mengetahui kondisi masing-masing terlalu tinggi.

"Sebenarnya Pemkot sudah all out, maksimal. Namun animo masyarakat terlalu tinggi ya, pemerintah kota mohon maaf ada kejadian seperti itu," terang Febri. "Namun hari ini sudah diberikan penataan-penataan. Sudah diberi tempat duduk juga ada penerapan nomor urut, termasuk penambahan personel (Satpol PP, Linmas dan Dishub) di lokasi."

Terlepas dari hal tersebut, Febri mengakui dan memberikan apresiasinya kepada antusias warga Kota Surabaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Salah satunya adalah dengan mengikuti rapid test atau tes swab massal yang digelar Pemkot Surabaya.

"Dibandingkan dengan daerah lain banyak yang menghindar," ujar Febri. "Kami mengapresiasi warga Surabaya ikut rapid test massal untuk mengetahui, berani sehingga diketahui statusnya. Mereka juga ikut membantu memutus mata rantai (COVID-19)."

Di sisi lain, salah satu warga mengikuti rapid test massal tersebut, Eko, mengaku terpaksa berdesakan karena dirinya takut diserobot. "Ya kalau renggang, physical distancing, terus saling serobot, dan menempati barisan antrean. Ya kita kan nggak mau gitu. Makanya kemudian langsung mepet-mepet," ungkap Eko dilansir detikcom.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru