Mendagri Tegaskan Uang Lomba 'New Normal' Tak Masuk ke Kantong Kepala   Daerah
Nasional

Sebelumnya, lomba new normal ini menuai kritik dari DPR RI. Pasalnya, dana kegiatan tersebut dinilai terlalu besar dan seharusnya dapat dialokasikan untuk mengatasi dampak COVID-19.

WowKeren - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diketahui menggelar sebuah kompetisi simulasi tatanan hidup baru new normal. Tak tanggung-tanggung, Kemendagri menghabiskan dana sampai Rp 168 miliar untuk hadiah pemenang lomba new normal tersebut.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian lantas memastikan bahwa anggaran Rp 168 miliar tersebut tidak masuk ke kantong pribadi kepala daerah. Mantan Kapolri tersebut menjelaskan bahwa anggaran lomba itu berasal dari insentif Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk daerah dan akan ditransfer langsung ke masing-masing daerah yang menjadi juara.

"Uang itu bukan untuk kepala daerah, tapi insentif daerah yang kemudian di transfer Kemenkeu ke daerah pemenang," jelas Tito dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI pada Rabu (24/6) hari ini. "Jadi bukan dari Kemendagri. Tapi dari Kemenkeu yang ditransfer ke daerah."

Lebih lanjut, Tito mengungkapkan bahwa dana pemenang lomba tersebut diambil dari Dana Insentif Daerah (DID) Tambahan bagi masing-masiang daerah. Tito menilai dana tersebut dapat digunakan untuk penanganan COVID-19 dan stimulus ekonomi di daerah masing-masing.


"Lalu formulasinya dibuat iklim kompetitif antar daerah biar tergerak," tutur Tito. "Maka dilaksanakan lomba inovasi."

Adapun alasan Tito menggelar lomba inovasi antar Pemda tersebut adalah untuk membuat masyarakat di masing-masing daerah tersebut memahami kondisi tatanan normal baru di tengah pandemi corona. Tito ingin agar seluruh masyarakat Indonesia tidak beranggapan bahwa kondisi saat ini sama dengan situasi sebelum pandemi corona.

"Sehingga masyarakat tak menganggapnya sebagai kembali ke old normal," kata Tito. "Tapi kini normal tapi dengan protokol kesehatan."

Selain itu, lomba inovasi ini juga disebut dilakukan agar Pemda mampu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain. "Semisal berkolaborasi dengan sektor pasar tradisional, pasar modern, hotel, tempat wisata, restoran, kemudian sektor perhubungan," pungkas Tito.

Sebelumnya, lomba new normal ini menuai kritik dari DPR RI. Pasalnya, anggaran kegiatan tersebut dinilai terlalu besar dan seharusnya dapat dialokasikan untuk mengatasi dampak COVID-19.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru