Tumpukan limbah berbentuk busa di Kanal Banjir Timur Jakarta menjadi pemandangan khusus bagi warga sekitar, lantaran menganggapnya seperti hamparan salju.
- Eva Ayu Rahmawati
- Kamis, 02 Juli 2020 - 13:04 WIB
WowKeren - Kondisi Kanal Banjir Timur (KBT) di Pintu Air Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, menarik perhatian publik. Pasalnya permukaan air KBT sudah dipenuhi oleh limbah yang berbentuk busa putih sejak beberapa hari lalu.
Tumpukan busa yang diduga berasal dari limbah deterjen tersebut semakin hari semakin banyak hingga menutupi aliran sungai. Video pemandangan kondisi KBT yang tertutup busa diunggah kembali oleh akun gosip @lambe_turah dan menjadi viral.
Meski begitu, pamandangan limbah busa tersebut justru menarik perhatian warga sekitar yang menjadikannya sebagai tontonan. Bahkan ada warga yang menyebut tumpukan busa di KBT terlihat seperti hamparan salju di luar negeri.
"Keren sih, kayak di luar negeri lah ibaratnya," ungkap Bernardi, warga sekitar Duren Sawit, Jakarta Timur, dilansir Tribunnews pada Kamis (2/7). "Biar kata cuma duduk sambil beli jajanan pinggir jalan tapi buat hiburan juga."
Tak hanya itu, ramainya warga yang menjadikan limbah busa KBT sebagai obyek wisata memicu para pedagang kaki lima untuk berjualan. Mereka juga mengaku tak terlalu terganggu dengan bau limbah tersebut.
"Busa kayak gini sebenarnya sudah biasa, tapi yang kali ini lebih banyak dari biasanya. Kemarin-kemarin mah sepi karena PSBB dan ada Satpol PP," ungkap warga bernama Sumantri. "Bau sedikit doang, enggak sampai bikin enek jadi enggak masalah. Paling yang bikin ganggu karena banyak nyamuk saja, selebihnya sih enggak."
Kendati bukan pertama kali terjadi dan menguntungkan pedagang sekitar, warga juga berharap pihak pemerintah akan menanggulangi limbah busa tersebut. Pasalnya warga khawatir limbah busa tersebut akan menimbulkan penyakit.
"Kalau yang saya baca sih ini gara-gara limbah deterjen. Enggak pasti munculnya, enggak setiap bulan juga. Kayaknya kemarin deh munculnya. Banyak yang melihat," ujar pedagang bernama Ani. "Kalau buat kami yang jualan sih jadinya untung, karena banyak yang beli jajanan sambil nontonin busa. Kalau bisa sih ya jangan sampai kayak gini deh. Bau soalnya, takutnya nimbulin penyakit."
(wk/evaa)
