Harga Barang Pokok Meroket, 1 Karton Mi Instan di Papua Setara 2 Gram Emas
Nasional

Namun faktor geografis merupakan alasan utama di balik meroketnya harga bahan pokok tersebut. Sebab Korowai, Papua merupakan wilayah yang masih sangat terisolir dan belum tersentuh pembangunan.

WowKeren - Sudah bukan rahasia lagi perihal tidak meratanya harga barang-barang di Indonesia. Kebanyakan barang ini, termasuk bahan pokok, harganya jadi membengkak karena biaya operasional lain seperti transportasi pengangkut ke tempat tujuan.

Namun harga bahan pokok di Korowai, Distrik Kawinggon, Papua benar-benar membuat publik mengeluas dada. Pasalnya harga bahan pokok di sana bahkan tak kalah mahal dari logam mulia emas. Seperti misalnya beras dan mi instan yang sampai bisa ditebus dengan beberapa gram emas.

"Beras sepuluh kilogram itu emas empat gram," ujar Hengki Yaluwo, salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining di Korowai, seperti dilansir Antara, Kamis (2/7). "Kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta."

"Supermi satu karton kalau ditukar dengan emas itu (setara) dua gram," imbuhnya. "Satu karton Rp 1 juta. Supermi satu bungkus Rp 25 ribu."


Tak hanya beras dan mi instan, harga bahan pokok lain seperti ikan kaleng dan daging ayam pun sangat tinggi. Bahkan tampaknya masyarakat harus berpikir ulang untuk merokok karena harganya yang juga luar biasa meroket.

Menurut Hengki, rokok merk Surya berisi 12 batang dihargai dengan Rp 100 ribu, sedangkan rokok Sampoerna dan lampion Rp 50 ribu. Sementara harga ikan kaleng besar juga mencapai Rp 150 ribu.

Selain bahan pokok, rupanya harga barang tersier seperti telepon seluler di Korowai pun sangat tinggi. Masyarakat setidaknya perlu menebus sebuah ponsel dengan 10 sampai 25 gram emas, padahal bila merujuk harga Antam sekarang 1 gram emas lebih dari Rp 800 ribu.

Korowai merupakan kawasan penambangan rakyat yang berada di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Kawasan ini merupakan salah satu yang masih sangat terisolir dan tertinggal di pedalaman Papua. Bahkan wilayahnya masih belum tersentuh pembangunan pemerintah.

Untuk mencapai Korowai pun diperlukan upaya yang tidak mudah. Dikutip dari Kompas, wilayah itu bisa dijangkau dengan menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel selama 1 jam penerbangan. Lalu menggunakan logboat dari Boven Digoel selama sehari dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 2 hari.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru