Penumpang KRL Membludak, Walkot Bogor Pertanyakan Penerapan Shift Kerja di DKI
Nasional

Wali Kota Bogor Bima Arya menduga jika perkantoran di Jakarta bahkan belum menerapkan kebijakan untuk memberlakukan sistem kerja shift bagi para karyawannya.

WowKeren - Wali Kota Bogor Bima Arya menyoroti banyaknya penumpang pekan ini. Ia pun mempertanyakan kebijakan yang diterapkan oleh perkantoran di Jakarta selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi berlaku.

Sebab menurutnya, keramaian KRL saat PSBB transisi mendekati hari-hari normal sebelum pandemi COVID-19 melanda. Ia menduga jika perkantoran di Jakarta bahkan belum menerapkan kebijakan untuk memberlakukan sistem kerja shift bagi para karyawannya.

"Penumpang kereta hari Senin dan hari Selasa kemarin, penumpang kereta cukup banyak, bahkan mendekati kondisi normal. Bus bukan solusi, tidak mungkin ribuan bus kita siapkan setiap hari," kata Bima Arya, Kamis (2/7). "Jadi solusinya hanya dua. Pertama adalah pengaturan shift kerja perkantoran di Jakarta. Nah, saya rasa ini belum berjalan maksimal, bahkan jangan-jangan belum berjalan."

KRL memang menjadi transportasi pilihan bagi banyak warga untuk mengakses tempat-tempat di Jakarta. Namun, perlu juga diperhatikan jika tempat ini juga rawan menjadi lokasi penyebaran virus corona. Bima menilai bahwa selain kebijakan shift secara maksimal, untuk menekan penularan virus corona juga bisa dilakukan melalui tes swab secara masif di stasiun kereta.


Ia juga mengimbau agar publik terus meningkatkan kesadaran mereka akan protokol kesehatan guna menekan penyebaran virus. Jika semua sudah mulai kondusif, maka bukan tidak mungkin kapasitas gerbong akan ditambah.

"Jadi, kalau sudah kuat protokol kesehatannya, semua pakai masker, semua tidak berbicara, semua juga siap menjaga jarak ketika antre, kemudian juga tidak terjadi penularan, maka sistem akan berjalan," jelasnya. "Akan ditambah kapasitas gerbongnya."

Terkait penyediaan bus untuk pekerja kantoran di Jakarta, Bima menilai hal itu bukan solusi yang tepat. Sebab baik bus maupun kereta, tidak mungkin akan ditambah.

"Untuk permanen, kita tidak bisa memakai bus. Bus tidak mungkin ditambah, gerbong tidak mungkin ditambah, frekuensi kereta juga tidak mungkin ditambah," tegasnya. "Jadi solusinya shift kerja atau protokol kesehatan yang sangat kuat sehingga tidak terjadi penularan.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait