AS Gelontorkan Dana Puluhan Triliun untuk Uji Coba Vaksin COVID-19
AP
Health

AS memiliki skema program Operation Warp Speed yang dikelola Gedung Putih. Pendanaan ini bertujuan mempercepat akses terhadap vaksin dan perawatan melawan virus corona (COVID-19).

WowKeren - Pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana sebesar USD 1,6 miliar (setara dengan Rp 23 triliun) kepada perusahaan Novanax untuk proyek pengujian, komersialisasi, dan produksi vaksin COVID-19. Pasalnya, vaksin COVID-19 Novanax dianggap potensial di AS.

Pemberian dana tersebut adalah yang terbesar sejauh ini dalam skema program Operation Warp Speed yang dikelola Gedung Putih. Pendanaan ini bertujuan mempercepat akses terhadap vaksin dan perawatan melawan virus corona.

"Dana Warp Speed ini adalah biaya untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin yang akan disebarkan mulai kuarter ke-4 tahun ini dan kemungkinan selesai pada Januari atau Februari tahun depan," kata Direktur Eksekutif Novanax, Stanley Erck, sebagaimana dilansir dari Republika pada Rabu (8/7).

Dana itu juga akan digunakan untuk menanggung uji coba besar-besaran fase III, yakni tahap terakhir dengan pengujian kepada manusia, yang akan dimulai secepat-cepatnya pada Oktober mendatang. Pengumuman pemberian dana ini menyusul investasi pemerintah AS pada Maret sebesar USD 456 juta (setara Rp 6,57 triliun) untuk calon vaksin dari Johnson&Johnson.

Investasi vaksin juga dikucurkan untuk perusahaan lain, yaitu Moderna pada april dan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford pada Mei, dengan besaran masing-masing USD 486 juta (Rp 7 triliun) dan USD 1,2 miliar (Rp 17,3 triliun). Perusahaan lainnya, Emergent Biosolutions juga mendapat USD 628 juta (sekitar Rp 9 triliun) untuk memperluas kapasitas produksi vaksin dan obat COVID-19 yang potensial di dalam negeri.


Vaksin aman dan efektif menjadi harapan untuk mengakhiri pandemi yang telah menjangkiti hampir 12 juta orang secara global, dengan tiga juga kasus terjadi di AS. Vaksin Novanax akan bekerja bersamaan dengan adjuvan, material yang meningkatkan respon imun untuk membantu pertahanan tubuh melawan virus. Saat ini, perusahaan tersebut memproduksi adjuvan di Swedia namun tengah membangun fasilitas produksi di AS.

Sebagai informasi tambahan, AS sendiri hingga kini memang terus mengalami lonjakan kasus baru maupun kematian yang disebabkan oleh COVID-19. Berdasarkan statistik Worldometers.info per Rabu (8/7), AS masih menjadi negara dengan kasus dan kematian corona tertinggi di dunia. Negeri Paman Sam tercatat memiliki lebih dari 3 juta kasus corona dengan 132,972 kematian.

Tren penularan kasus corona di AS terus meningkat meski Negeri Paman Sam telah memasuki era new normal, di mana pemerintah federal dan negara bagian telah mencabut serangkaian kebijakan pembatasan pergerakan.

Bahkan ahli penyakit menular AS, Anthony Fauci, mengatakan kepada Kongres bahwa penanganan virus corona di Negeri Paman Sam berjalan ke arah yang salah. Fauci bahkan mengatakan bahwa pemerintah belum bisa mengendalikan penularan virus corona di AS.

Bukan hanya itu, Fauci juga memperingatkan bahwa kasus corona baru bisa bertambah dua kali lipat menjadi 100 ribu per hari jika pihak berwenang gagal mengambil langkah yang tepat dan cepat untuk mengendalikan penularan COVID-19.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru