Menristek Pamer Alat Deteksi Kilat Corona Asli Buatan Indonesia, Disebut Siap Uji Validasi Agustus
Getty Images
Nasional

Menristek Bambang Brodjonegoro menunjukkan alat deteksi Corona bertajuk RT-LAMP yang dikembangkan LIPI. Menggunakan spesimen air liur, alat ini bisa mendeteksi COVID-19 dalam waktu sejam.

WowKeren - Indonesia terus berinovasi untuk mengatasi wabah virus Corona yang terjadi. Salah satunya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang membuat reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP) turbidimetri.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro pun memperkenalkan alat inovatif tersebut dalam rapatnya bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7). Dan sesuai dijelaskan sebelumnya, alat ini merupakan inovasi asli Indonesia.

"Yang saat ini dikembangkan adalah RT-LAMP," ungkap Bambang, seperti dikutip dari Kumparan, Rabu (15/7). "Dia bukan rapid test tapi dia punya kemampuan setara PCR atau swab test."

Lebih lanjut, RT-LAMP asli buatan Indonesia ini pun bisa menguji apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak dalam waktu yang sangat cepat. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan dengan menggunakan sampel air liur atau saliva alih-alih usap tenggorokan.


"Waktu pemeriksaannya sejam dan harganya juga bisa Rp 10 juta per 100 reaksi. Ini diambil dari saliva kita dan dilihat setelah sejam ketahuan apakah ini positif atau negatif," jelas Bambang. "Kebetulan di lab BSL 3 LIPI sudah melakukan kultur virus dari COVID-19, sehingga mudah-mudahan artikulasi lab ini baik."

Sebelumnya Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, juga sempat menyampaikan kabar serupa. Laksana pun menyebut RT-LAMP yang dikembangkan lembaganya akan selesai menjalani uji validasi pada Agustus atau September 2020 mendatang.

Selain itu, dijelaskan pula RT-LAMP buatan LIPI akan menggunakan dua metode yang berbeda, yakni turbidimetri dan kolorimetri. Untuk mengembangkannya, LIPI bekerja sama dengan PT Biosains Medika Indonesia.

"Harapannya bulan Agustus atau September uji validasi dan optimalisasi sudah selesai," kata Handoko, seperti dilansir dari Antara pada Jumat, 26 Juni 2020. "Proses pengembangan RT-LAMP dengan dua metode berbeda itu terus berlanjut."

Di sisi lain, pemerintah memang terus berusaha meningkatkan jumlah pengujian spesimen setiap harinya demi menanggulangi penyebaran wabah Corona. Presiden Joko Widodo bahkan menarget dalam sehari harus ada 30 ribu spesimen yang bisa diuji.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru