Ganti Istilah 'New Normal', Pemerintah Disebut Dagelan
Nasional

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetyani, menilai sebaiknya pemerintah berfokus pada substansi penanganan corona, bukan cuma sekadar mengganti istilah yang justru membuat masyarakat bingung.

WowKeren - Pemerintah Indonesia telah mengganti istilah new normal menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru. Diketahui, istilah tersebut digunakan untuk merujuk tatanan hidup baru di tengah pandemi corona.

Menanggapi penggantian istilah ini, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetyani, lantas memberikan kritik. Menurut Netty, sebaiknya pemerintah berfokus pada substansi penanganan corona, bukan cuma sekadar mengganti istilah yang justru membuat masyarakat bingung.

"Ini dagelan lagi. New normal disalahkan, padahal pemerintah juga yang memulai mengenalkan diksi itu pada masyarakat," tutur Netty dalam keterangannya pada Rabu (15/7). "Kebijakan dan komunikasi pemerintah masih saja berkutat pada istilah dan cover, bukan subtansi."

Netty menilai masih banyak persoalan yang membutuhkan solusi konkret dari pemerintah. Di antaranya adalah pemutusan hubungan kerja (PHK), angka kemiskinan, hingga rasio tes corona yang masih belum tinggi.


"Beragam persoalan menunggu solusi konkret. Penyebaran pandemi belum lagi bisa dikendalikan. Bahkan Jakarta pun memecah rekor tertinggi kasus baru per hari dan rasio tes positif mencapai lebih 10 persen," kata Netty. "Belum lagi dampak ikutannya soal PHK, pengangguran, kemiskinan. Apa solusi substansial yang ditawarkan pemerintah?"

Terkait new normal, Netty menilai kesalahannya bukan terletak pada bahasa asing yang terkandung dalam istilah tersebut. Namun pemerintah dinilai kurang tepat mengkampanyekan new normal di tengah kurva kasus corona yang belum turun.

"Bukan soal diksinya saja, tapi memang tidak benar jika masyarakat diajak berdamai dengan COVID-19 adalah sebuah kesalahan pemerintah mengampanyekan new normal," jelas Netty. "Sementara Indonesia belum memenuhi persyaratan WHO tentang Adaptasi Kebiasaan Baru."

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto, mengakui bahwa penggunaan istilah new normal salah. Pasalnya, adanya istilah new normal ini dinilai telah membuat masyarakat beranggapan keadaan RI sudah bebas dari wabah berbahaya tersebut.

Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah saat ini menggunakan istilah Adaptasi Kebiasaan Baru. Menurut Yuri, penggunaan istilah new normal dianggap masyarakat sebagai kembali berkegiatan seperti biasa tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru