Peneliti Temukan Penyaring Udara Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Kata LIPI
Nasional

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Agus Haryono, mengatakan jika suhu yang panas memang mampu membunuh virus corona

WowKeren - Peneliti dari Universitas Houston mengklaim jika mereka telah berhasil menciptakan alat penyaring udara yang tak hanya mampu menangkap virus corona namun juga membunuhnya. Dalam pengujian yang dilakukan di Galveston National Laboratory, mereka mengklaim jika alat tersebut mampu membunuh sebanyak 99,8 persen virus.

Terkait hal ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan tanggapan. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, mengatakan jika suhu yang panas memang mampu membunuh virus corona.

"Virus corona memang dapat bertahan dalam suhu 56 derajat celsius selama sekitar 15 menit," kata Agus dilansir CNN Indonesia, Kamis (16/7). "Tentu suhu yang lebih tinggi akan dapat membunuh virus."

Filter udara yang dikembangkan oleh peneliti Universitas of Houston, diklaim mampu membuat virus corona secara keseluruhan tidak dapat bertahan terhadap suhu di atas 158 derajat. Sehingga, sistem penyaringan dengan suhu 392 derajat disebut dapat efektif membunuh virus corona saat kontak.


Di lain sisi, pemakaian alat penyaring dengan suhu yang panas dapat memakan lebih banyak energi. Sebab, hal ini akan mencakup bidang yang lebih luas seperti di ruangan publik atau pun perkantoran.

"Hanya saja saya membayangkan sirkulasi udara di fasilitas umum dengan menggunakan penyaringan dengan udara panas," lanjut Agus. "Tentu akan membutuhkan banyak sumber energi."

Sementara itu, LIPI sendiri juga rupanya telah mengembangkan alat khusus. Alat ini dimaksudkan untuk mensterilisasi limbah rumah sakit untuk menghilangkan potensi kontaminasi virus corona pada limbah medis. Berdasarkan penelitian, virus corona memang mampu bertahan selama beberapa waktu di permukaan benda. Namun jumlahnya akan semakin berkurang. Sebab, virus ini tidak bisa memperbanyak diri jika tidak berada di permukaan benda hidup.

"Jumlah virus pada permukaan benda tersebut semakin lama semakin berkurang," lanjut Agus. "Karena virus SARS-Cov-2 tidak bisa mereplikasi diri nya atau tidak bisa berkembang biak, jika tidak berada pada inang yang hidup, seperti sel manusia."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait