Laju Penularan COVID-19 di RI Belum Maksimal, Pandemi Diprediksi Bakal Bertahan 2 Tahun
Getty Images
Nasional

Ahli Epidemiologi Molekular dari Ahlina Institute Tifauzia Tyassuma menyebut jika penularan COVID-19 yang terjadi sejak Maret di Indonesia baru pemanasannya saja

WowKeren - Berbagai macam teori prediksi bermunculan, terkait kapan pandemi COVID-19 akan mencapai puncak hingga akhirnya berakhir. Para pakar epidemiologi menilai jika pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai.

Bukan tanpa alasan, hal itu berdasarkan penularan COVID-19 yang sangat mudah menular di tengah masyarakat. Terlebih lagi, menurut Ahli Epidemiologi Molekular dari Ahlina Institute Tifauzia Tyassuma, laju penularan COVID-19 di Indonesia saat ini masih belum maksimal.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan akan skenario terburuk ketika virus ini benar-benar mencapai puncak kecepatan dalam penyebarannya. Ia bahkan menyebut jika penularan yang terjadi sejak Maret baru pemanasannya saja.

"Berdasarkan analisis, sejak Maret itu baru pemanasan saja, ini corona di Indonesia baru gas tipis-tipis," kata dia, Kamis (16/7). "Mungkin kecepatannya baru 10 km/jam. makanya kita siap-siap bila itu di gasnya akan maksimal."


Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebelumnya memperkirakan jika pandemi COVID-19 di Indonesia akan mencapai puncaknya pada September ini. Tifauzia pun mempertanyakan dasar dari prediksi ini.

Sebab menurutnya, pandemi COVID-19 di Indonesia bakal berlangsung lebih lama hingga 2 tahun. "Dan 2 tahun itu kita akan mengalami sekian kali naik-turun grafik," kata Tifauzia.

Lebih lanjut, ia menyarankan agar pemerintah bisa merujuk pada penanganan wabah flu Spanyol untuk menangani corona. Ada berbagai manuskrip terkait penanganan Flu Spanyol di literatur Indonesia. Dari situ, ia menilai Indonesia bisa belajar bagaimana mengambil langkah pencegahan maupun prediksi.

"Manuskripnya lengkap untuk dipakai merefleksikan jadi data base line," tutur dia. "Untuk melakukan tindakan, baik prevention, treatment dan prediksi apa yang terjadi."

Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN Saleh Daulay juga mengkritik prediksi Jokowi. Menurutnya, prediksi puncak corona harus diukur berdasarkan laporan ahli epidemi, tidak bisa jika hanya mengacu pada hal-hal yang bersifat sosiologis. Jika prediksi dilakukan tanpa berpijak pada kajian epidemiologis maka akan rawan meleset. Seperti yang telah terjadi sebelum-sebelumnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru