COVID-19 RI Sentuh Angka 100 Ribu, Epidemiolog Desak WFH Kembali Dilakukan
Nasional

Banyaknya klaster kantor yang menyumbang kasus baru di Indonesia membuat epidemiolog mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang pembukaan kantor serta penerapan kembali work from home (WFH).

WowKeren - Kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia pada Senin (27/7) kemarin, telah menembus angka 100.303. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Diketahui, Jawa Timur dan DKI Jakarrta masih menjadi 2 wilayah dengan penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Tanah Air. Di wilayah DKI sendiri saat ini muncul 59 klaster perkantoran yang turut menyumbang kasus baru COVID-19.

Menyoroti persoalan ini, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan, pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial. Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali work from home (WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.

"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun," kata Dicky, Senin (27/7). "Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian."


Dicky juga memberikan catatan, penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat. Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara.

Karena itu, hal yang paling penting saat ini menurut Dicky adalah mencegah kasus-kasus klaster seperti perkantoran dengan penerapan WFH. "Prioritas selama masa rawan pandemi ini harus WFH dulu," tegasnya.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan jika penularan COVID-19 melalui mikrodroplet membuat potensi infeksi di indoor dua puluh kali lebih besar dibandingkan dari outdoor. "Penularan di kantor yang indoor ini dua puluh kali lebih besar daripada outdoor. Kondisi inilah yang membuat orang-orang di dalam gedung sangat rawan," paparnya. "Di Australia, 80% kasusnya berasal dari klaster perkantoran. Ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita di Indonesia."

Dicky kemudian menambahka jika pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi jutaan orang dan masih menjadi pekerjaan rumah bersama. "Masalah ini masih menajadi PR bersama kita karena banyak sekali orang-orang terutama yang punya wewenang ini stafnya harus masuk karena disuruh pimpinannya," tandasnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait