Klaster Perkantoran Meningkat Pesat di DKI, Politikus PDIP Ungkap Hal Ironis Ini
Pixabay
Nasional

Politikus PDIP Rahmad Handoyo menilai orang kantoran semestinya paham akan bahaya corona. Terlebih lagi rata-rata dari mereka adalah orang yang terdidik

WowKeren - Klaster perkantoran kian marak di DKI Jakarta. Tak sedikit dari masyarakat yang terpapar COVID-19, tertular dari kantor. Politikus PDIP Rahmad Handoyo melihat kejadian ini sebagai hal yang ironis.

Menurutnya, orang kantoran semestinya paham akan bahaya corona. Terlebih lagi rata-rata dari mereka adalah orang yang terdidik.

"Saya mengatakan kenyataan ini sangat ironis. Mengapa? Karena orang-orang yang berada di kantor kan umumnya berpendidikan," kata dia di Jakarta. "Nah, semestinya mereka sudah paham bagaimana seharusnya menyikapi ancaman COVID-19 ini."

Namun pada kenyataannya, mereka justru tak mengindahkan protokol pencegahan COVID-19 sebagaimana seharusnya. Alhasil, tak heran jika mulai bermunculan klaster COVID-19 yang berasal dari lingkup perkantoran di Jakarta. "Tapi kan kenyataannya, banyak perkantoran yang kini menjadi klaster baru, khususnya di Jakarta," ujarnya.

Hingga kini, vaksin untuk melawan pandemi ini masih belum ditemukan. Oleh sebab itu, cara terampuh untuk membentengi diri sendiri adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.


"Kalau protokol kesehatan, misalnya jaga jarak, penggunaan masker dan anjuran untuk mencuci tangan pun terabaikan atau dianggap remeh, ya itu namanya keteledoran," tegasnya. "Ya begini jadinya."

Oleh sebab itu, ia mengingatkan agar para pekerja kantoran bisa disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal itu untuk kebaikan bersama agar penyebaran COVID-19 bisa segera dikendalikan.

"Kenyataan yang mengkhawatirkan ini harus jadi proses pembelajaran bersama," ujarnya melanjutkan. "Agar kasus klaster perkantoran ini tidak meledak kembali dan semakin parah."

Terkait banyaknya kasus yang muncul dari lingkup perkantoran ini, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pemerintah untuk mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial. Kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali WFH sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.

"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun," kata Dicky, Senin (27/7). "Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru