Gunung Rinjani Tutup Kawasan Ini Usai Viral Video Puluhan Pendaki Dugem
Nasional

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah menutup aktivitas pendakian di Savana Propok sebagai buntut dari video viral puluhan pendaki yang melakukan aksi dugem.

WowKeren - Melakukan pendakian memang menjadi aktivitas yang menyenangkan terutama bagi mereka para pecinta wisata alam. Selain bisa menikmati indahnya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mendaki gunung juga bisa memicu adrenalin lantaran tak semua medan mudah untuk dilalui.

Namun rupanya, tak semua yang mendaki gunung adalah manusia yang bertanggung jawab. Seperti yang terjadi di Gunung Rinjani, Lombok Timur.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah menutup aktivitas pendakian di Savana Propok sebagai buntut dari video viral belum lama ini. Dalam video tersebut terlihat puluhan pendaki melakukan aksi dugem di Savana Propok Kaki Gunung Rinjani.

Kabar penutupan ini dibenarkan oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dedy Asriady. "Yang kita lakukan menutupnya," kata dia dilansir Detik, Rabu (5/8).


Kejadian semacam ini sungguh disayangkan. Sebab, gunung merupakan bagian dari alam yang harus dijaga bahkan bagi sebagian orang gunung merupakan wilayah yang dikeramatkan.

Dedy mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kejadian tersebut. Ia mengakui jika aksi-aksi semacam itu memang sangat sulit untuk dikendalikan mengingat lokasi kejadian berada di alam bebas. "Ini kan di alam bebas bukan di mall, jadi pengendaliannya susah," ujarnya.

Ia pun menyayangkan apa yang dilakukan oleh sekelompok pendaki itu. Seharusnya, gunung dijaga kelestariannya dan kenyamanannya, bukan justru digunakan sebagai ajang untuk melakukan aksi yang tak bertanggung jawab.

"Tapi dengan menutup itu, kami berharap bisa menjadi pembelajaran edukasi untuk semua pihak, baik itu pengelolaannya TNGR dan pengunjung," ujar Dedy. "Bahwa berwisata di alam bebas punya kebebasan tapi tanggung jawabnya berindividu."

Dedy meminta agar Pokwardis yang merupakan pengelola Savana Propok lebih memperhatikan aktivitas pada pengunjung. "Pokwardis itu kelompok masyarakat bukan pengusaha besar, kita berdayakan supaya mereka tidak merambak hutan, tidak memburu burung," tutup Dedy.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru