Trump Tarik Pernyataannya Soal Ledakan Lebanon Disebabkan Serangan
Getty Images
Dunia

Sebelumnya, usai ledakan terjadi di Beirut, Donald Trump langsung mengklaim mendapat laporan dari sejumlah perwira tinggi militer bahwa ada dugaan kejadian itu adalah serangan.

WowKeren - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik kembali klaimnya bahwa ledakan besar yang mengguncang ibu kota Lebanon adalah serangan. Sebelumnya, Presiden berusia 74 tahun tersebut bersikeras menyatakan ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8) itu kemungkinan adalah serangan bom.

"Apapun yang terjadi, itu mengerikan. Tapi mereka tidak benar-benar tahu apa itu. Belum ada yang tahu. Saat ini, mereka sedang mencari. Bagaimana bisa dikatakan kecelakaan?" kata Trump mencoba menarik pernyataan sebelumnya.

Sebelumnya, usai ledakan terjadi di Beirut, Trump langsung mengklaim mendapat laporan dari sejumlah perwira tinggi militer bahwa ada dugaan kejadian itu adalah serangan. Namun, Menteri Pertahanan Mark Esper, membantah pernyataan Trump dan menyatakan kejadian itu adalah kecelakaan.

Kendati demikian, Presiden berusia 74 tahun tersebut terus mengatakan ada dugaan bahwa insiden itu memang disengaja. "Bagaimana Anda bisa mengatakan ada seseorang yang tidak sengaja meninggalkan alat pemicu (ledakan) di sana, dan mungkin itu yang terjadi. Mungkin itu memang serangan," ujar Trump.


"Saya pikir belum ada yang bisa mengatakannya saat ini. Kita akan melihat hal itu dengan seksama. Walau itu bukan sebuah bom yang sudah diatur, hal itu tetap berakhir seperti bom. Saya mendapatkan dari dua sisi. Kejadian itu bisa berupa serangan dan juga bisa merupakan sebuah tindakan yang mematikan," lanjut Trump.

Sebagai informasi tambahan, Presiden Lebanon, Michel Aoun, menetapkan status darurat untuk melancarkan proses evakuasi pasca insiden ledakan ini. Presiden Michael Aoun mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Ribuan ton amonium nitrat itu disebut tersimpan secara tidak aman selama kurang lebih enam tahun. Dalam pernyataan resminya, Aoun pun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di Beirut.

Sedangkan Gubernur Beirut, Marwan Abboud, menyatakan bahwa jumlah kerugian akibat ledakan dahsyat itu ditaksir mencapai Rp217.5 triliun. Abboud mengatakan sebanyak 300 ribu penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal karena rusak terkena dampak ledakan.

Di sisi lain, ledakan besar yang terjadi di kawasan pelabuhan Beirut itu menewaskan setidaknya 137 orang dan melukai ribuan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Ledakan ini juga mengakibatkan gempa lokal dengan magnitudo 3,5. Sampai saat ini kepolisian setempat telah menetapkan sejumlah pejabat di badan pelabuhan Beirut sebagai tahanan rumah, terkait proses penyelidikan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait