Aksi Demo Besar-Besaran Pecah Usai Ledakan Beirut, Menlu Jerman: Pemerintahan Lebanon Terlalu Korup
Reuters
Dunia

Menlu Jerman menyebut Komunitas internasional siap untuk berinvestasi untuk Lebanon, namun negara tersebut terkenal tidak mampu memerangi korupsi di tubuh pemerintahan.

WowKeren - Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan bahwa Lebanon membutuhkan pemerintah yang dapat memerangi korupsi dan memberlakukan reformasi. Pernyataan ini ia sampaikan saat mengunjungi pelabuhan Beirut, tempat ledakan dahsyat yang telah memicu protes dan membuat pemerintah mundur dari jabatan.

"Tidak mungkin semuanya berjalan seperti sebelumnya. Komunitas internasional siap untuk berinvestasi tetapi membutuhkan sekuritas untuk investasi ini. Penting untuk memiliki pemerintahan yang memerangi korupsi," kata Maas.

"Banyak orang di Eropa memiliki ketertarikan untuk negara ini. Mereka ingin tahu bahwa ada reformasi ekonomi dan pemerintahan yang baik. Siapa pun yang mengambil alih tanggung jawab di Lebanon harus melakukan banyak hal," imbuhnya.

Maas memberikan sumbangan senilai lebih dari 1 juta euro (sekitar Rp17,3 miliar) kepada Palang Merah Lebanon, bagian dari total 20 juta euro (setara Rp347,3 miliar) bantuan kemanusiaan dari Jerman. Selain itu, bantuan kemanusiaan internasional telah mengalir masuk tetapi negara-negara asing telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan menulis cek kosong kepada negara yang dipandang oleh rakyatnya sendiri sebagai negara yang sangat korup.

Sebelum Maas, koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jan Kubis, juga menyerukan agar negara tersebut segera membentuk pemerintahan baru. Dalam sebuah pernyataan, Jan Kubis menyerukan pembentukan pemerintahan baru yang memenuhi aspirasi rakyat Lebanon dan mampu mengatasi krisis yang kini tengah dihadapi oleh negara tersebut. Kubis juga menekankan pentingnya menghindari periode kekosongan pemerintahan yang berkepanjangan, menyusul mundurnya Perdana Menteri Hassan Diab dan sejumlah anggota kabinetnya.


"Ada permasalahan yang harus segera ditangani untuk memulihkan kepercayaan rakyat Lebanon dan komunitas internasional di Lebanon," tutur Jan Kubis.

Dua ledakan besar yang mengguncang Beirut terjadi di tengah krisis ekonomi dan pandemi COVID-19 yang menghimpit Lebanon. Warga Lebanon turun ke jalan-jalan untuk berunjuk rasa memprotes pemerintah, meskipun Perdana Menteri Hassan Diab dan pemerintahannya telah mengundurkan diri.

Diketahui, Perdana Menteri Hassan Diab resmi mengumumkan pengunduran diri di tengah krisis yang terjadi di Lebanon. Hassan Diab menyampaikan secara langsung pengunduran dirinya dan pemerintahannya. Pengunduran diri Diab disampaikan pada Senin (10/8) malam waktu setempat, atau kurang dari seminggu setelah ledakan di Beirut terjadi.

"Hari ini kami mengindahkan orang-orang dan tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas bencana," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi. "Inilah mengapa hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintahan."

Selain Hassan Diab, sejumlah anggota kabinet, parlemen, dan beberapa Menteri juga turut undur diri dari jabatan masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab mereka karena telah mengecewakan rakyat Lebanon.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru