Kemenkes Investigasi Penyebab Bunuh Diri Calon Dokter Spesialis di Surabaya
/Ilustrasi
Nasional

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan tengah menginvestigasi penyebab bunuh diri calon dokter spesialis asal Surabaya yang ramai dibicarakan.

WowKeren - Meninggalnya seorang calon dokter spesialis berinsial AB di Surabaya karena bunuh diri hingga saat ini masih menjadi perbincangan khalayak. Kematian AB tersebut memunculkan dugaan aksi bullying yang kemungkinan dilakukan oleh seniornya.

Terkait hal tersebut, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan Prof dr Abdul Kadir mengaku telah mendapat informasi peristiwa itu. Hingga saat ini, telah dilakukan pendalaman dan investigasi untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai penyebab pasti kematian AB.

"Iya (masih investigasi). Kami sudah kirim tim ke sana," kata Prof Kadir dilansir detikcom, Jumat (4/9). Sesuai dengan UU Pendidikan Kedokteran Nomor 20 Tahun 2013, itu peserta didik itu harus mendapat perlindungan hukum atau perlindungan dari kekerasan fisik maupun mental sehingga perlakuan bullying dalam bentuk apapun tak dapat dibenarkan.


Di lain tempat, Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Slamet Budiarto mengatakan jika ada bullying yang terjadi pada mahasiswa kedokteran termasuk spesialis, pihak institusi harus menindak dengan tegas karena pelaku sudah melanggar undang-undang kode etik kedokteran.

"Jadinya kita menghimbau untuk kepada institusi pendidikan yang menyelenggarakan spesialis, untuk melakukan pengawasan dan pembinaan pada saat penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan spesialis apakah ada bullying dan lain-lain," ungkap dr Slamet.

Sementara itu, seorang dokter spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, menilai jika praktek bullying mungkin saja terjadi, dan memang tidak perlu tutup mata terhadap kondisi tersebut. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang bisa dibenarkan.

Lebih lanjut, ia berpesan bila terjadi kasus bullying tidak boleh didiamkan secara berlarut-larut. "Pesan saya kepada rekan rekan sejawat dokter yang akan mendaftar atau sedang menjalani PPDS, Anda adalah dokter yang sudah disumpah, kakak senior dan adik tingkat diperlakukan selayaknya saudara sesuai sumpah kedokteran," pesannya. "Lingkungan PPDS adalah lingkungan yang seharusnya ilmiah, bermoral dan berakhlak tinggi. Apabila ada yang tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang, kita bisa menilai dengan nurani kita segera bicarakan dengan senior atau guru yang Anda percaya."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait