Positivity Rate DKI di Atas 10 Persen, Anies Baswedan: Angka yang Sangat Mengkhawatirkan
Nasional

Oleh sebab itu, Gubernur Anies mengajak masyarakat untuk ketat menerapkan gerakan 3M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak.

WowKeren - Angka positivity rate atau rata-rata kasus positif virus corona (COVID-19) di DKI Jakarta kini mengkhawatirkan karena berada jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Positivity rate DKI dalam sepekan terakhir mencapai 12,5 persen, sedangkan standar aman WHO adalah di bawah 5 persen. Gubernur DKI Anies Baswedan lantas menyebut hal ini sangat mengkhawatirkan.

"Beberapa hari ini memang agak mengkhawatirkan. Karena itu, saya sampaikan hari-hari ini, Bapak-Ibu sekalian harus lebih aktif. Mengapa? Karena angka persentase positif kita tiga minggu yang lalu itu masih di bawah 5 persen," ungkap Anies dalam webinar yang disiarkan di channel YouTube Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, Jumat (4/9) hari ini. "Misalnya sebagai contoh, dites 100 orang, lalu ada 3 orang yang positif, artinya 3 persen positivity rate-nya. Sekarang positivity rate kita di atas 10 persen. Ini angka yang sangat mengkhawatirka."

Oleh sebab itu, Anies mengajak masyarakat untuk ketat menerapkan gerakan 3M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak.


Lebih lanjut, Anies juga menjelaskan bahwa kapasitas testing corona di DKI sudah lima kali lipat melebihi standar WHO. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut mengaku bahwa Ibu Kota telah melakukan tes terhadap 50 ribu orang per minggunya.

"Kita ini melakukan testing di Jakarta sampai lima kali lipat dari standar minimal yang ditetapkan oleh WHO. WHO menetapkan sekitar 10 ribu orang dites per minggu dan Jakarta setiap minggu mengetes lebih dari 50 ribu orang," papar Anies. "Tujuannya apa? Tujuannya untuk kita bisa cepat mendapatkan orang-orang yang terpapar COVID-19 yang belum tentu sadar bahwa dia sudah terpapar."

Dengan makin banyaknya orang yang ketahuan positif corona, Anies menilai tracing akan lebih mudah dilakukan. Hal ini dapat mencegah penularan COVID-19 semakin meluas.

"Jadi kita meningkatkan kemampuan testing, otomatis akan ketahuan siapa-siapa yang positif. Tapi kalau kita tidak meningkatkan testing, angkanya kelihatan rendah. Masuk berita kelihatan, wah rendah, Alhamdulillah. Ya rendah karena testing-nya sedikit. Wabahnya ada di mana-mana. Orang yang kena banyak," pungkas Anies. "Tapi dengan kita melakukan testing, hari ini kelihatan, waduh kok banyak yang kena. Tapi bedanya, mereka ketahuan, mereka bisa diisolasi. Dan bila mereka berisiko, bisa dibawa ke tempat perawatan sehingga dirawat."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait