Usai Belva Berhenti Jadi Stafsus Jokowi, Kini Ruangguru Juga Mundur dari Platform Kartu Pra Kerja
Instagram/ruangguru
Nasional

Ruangguru dilaporkan sudah mundur dari posisi sebagai mitra platform digital program Kartu Pra Kerja. Hal ini memicu asumsi terkait konflik kepentingan yang sempat ramai beberapa waktu lalu.

WowKeren - Perkara konflik kepentingan dalam program Kartu Pra Kerja diketahui membuat Belva Devara mundur dari posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Namun tak berhenti sampai di situ, kekinian Ruangguru, startup bidang edukasi yang dimilikinya, memutuskan untuk mundur dari platform digital Kartu Pra Kerja.

Hal ini dibenarkan oleh Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Pra Kerja. Sehingga kekinian Ruangguru hanya menjadi lembaga yangmemberi pelatihan materi daring untuk peserta, namun tak bisa diakses secara langsung programnya lewat Kartu Pra Kerja.

Head of Communication PMO Kartu Pra Kerja, Louisa Tuhatu, ikut mengonfirmasi kabar tersebut. Namun Louisa tak memberikan keterangan detail terkait alasan di balik mundurnya Ruangguru sebagai salah satu mitra platform digital Kartu Pra Kerja.

"Saya hanya bisa mengonfirmasi bahwa Ruangguru sudah tidak lagi terdaftar sebagai platform digital di Kartu Pra Kerja," ujar Louisa seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia pada Jumat (4/9). "Tetapi apa alasannya harus ditanyakan langsung kepada Ruangguru."

Dengan demikian, saat ini hanya ada 7 mitra platform digital di Kartu Pra Kerja. Yakni Bukalapak, MauBelajarApa, Pintaria, Sekolah.mu, Tokopedia, Pijar Mahir, dan Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker).


Di sisi lain, Kartu Pra Kerja sudah kembali membuka pendaftaran peserta Kartu Pra Kerja Gelombang VII. Belum ada penjelasan sampai kapan pendaftaran ini dibuka, namun biasanya pendaftaran ditutup pada akhir pekan atau awal minggu depan.

Panitia penyelenggara menyediakan kuota untuk 800 ribu peserta di Gelombang VII Kartu Pra Kerja ini. Sedangkan hingga Sabtu (5/9) hari ini, tercatat ada 15,9 juta orang yang mendaftarkan diri sebagai calon peserta Kartu Pra Kerja.

Belasan juta peserta itu mendaftar di 6 gelombang yang disediakan, dengan sebanyak 3 juta di antaranya dinyatakan lolos seleksi. Dari jumlah itu, sekitar 849.921 orang telah menyelesaikan pelatihan pertamanya, sedangkan 610.563 lainnya sudah menerima insentif yang dijanjikan.

"Jumlah ini akan terus meningkat seiring bertambahnya mitra dan jenis pelatihan yang akan divalidasi Manajemen Pelaksana," tutur Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono, dilansir pada Sabtu (5/9). "Dan juga akan dinamis berkembang sesuai perkembangan di lapangan."

Pemerintah sendiri menarget total peserta yang ikut mencapai 5,6 juta orang. Sehingga sedianya Kartu Pra Kerja akan dibuka untuk 4 gelombang lagi hingga akhir tahun 2020.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait