Gelar Konser Deklarasi di Tengah Pandemi, Calon Bupati Pohuwato Tuai Kecaman
Pixabay/Ilustrasi
Nasional

Paslon Bupati Pohuwato Gorontalo, Syarief Mbuinga dan Suharsi Igirisa tuai kecaman usai nekat menggelar konser deklarasi di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

WowKeren - Di tengah situasi pandemi COVID-19, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melarang kegiatan kampanye yang dapat menciptakan kerumunan. Hal ini demi mencegah munculnya klaster baru COVID-19 yang besar.

Sayangnya, hal tersebut justru tak diindahkan oleh pasangan calon Bupati Pohuwato Gorontalo, Syarief Mbuinga dan Suharsi Igirisa. Paslon tersebut justru mendeklarasikan diri dengan menggelar konser yang tentunya menuai kecaman publik.

Penampakan konser tersebut pertama kali diunggah oleh akun Twitter @Irwan2syah. Dalam video tersebut tampak seorang biduan tengah tampil di atas panggung.

Diketahui, konser tersebut diselenggarakan di lapangan Panua, Marisa, Pohuwato pada Kamis (3/9) lalu dan dihadiri oleh ribuan warga. Biduan dalam video itu berulang kali mengajak warga mengulang jargon dari pasangan calon Syarief Mbuinga - Suharsi Igirisa (SMS).

Source: Twitter

Warga yang memenuhi lapangan tampak berjubel dan saling berdesakan. Tidak ada jaga jarak, bahkan ada warga yang datang tidak memakai masker.


Viralnya video tersebut tentunya menuai kecaman dari warganet. Tak sedikit yang menyayangkan aksi deklarasi Syarief Mbuinga yang juga merupakan petahana Bupati Pohuwato mengingat pandemi COVID-19 masih mengintai.

Terkait hal ini, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie sendiri telah memberi teguran kepada pasangan calon kepala daerah yang melanggar protokol kesehatan selama proses Pilkada 2020. Bahkan sang gubernur telah melayangkan surat teguran kepada Bupati Pohuwato Syarief Mbuinge yang ditembuskan kepada Menteri Dalam Negeri, Kapolda, Kapolres, KPU, dan Bawaslu Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato pada Sabtu (5/9) lalu.

Gubernur Rusli juga tengah mempertimbangkan sanksi bagi partai politik beserta pasangan calon yang melanggat. "Sanksinya masih kita kaji. Apakah partai-partai pengusungnya yang kita sanksi, masyarakatnya atau panitianya (KPU)," ujar Rusli.

Sementara itu, Partai Gerindra yang menjadi salah satu pengusung paslon tersebut akan melakukan evaluasi. Juru bicara Partai Gerinda, Habiburokhman, mengaku pihaknya telah memperingatkan pasangan calon yang diusung untuk tidak membuat kerumunan.

"Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut," kata Habiburokhman, Senin (7/9). "Sebenarnya kami sudah ingatkan kepada semua DPD dan DPC agar paslon tidak buat keramaian. Untuk Pohuwato kami akan evaluasi."

"Jangan sampai mau show of force tapi malah buat rakyat kena COVID-19. Banyak daerah yang tadinya mau ramai-ramai tapi berhasil kami cegah," pesannya. "Contohnya Sumbar, pendaftaran kami majukan setelah ada info puluhan ribu orang akan hadir pada tanggal pendaftaran yang sudah ditetapkan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait