Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, mengatakan jika seluruh pemangku kepentingan telah sepakat untuk melanjutkan prosesi Pilkada dengan memperhatikan protokol kesehatan
- Zodiak Yanuarita
- Jumat, 11 September 2020 - 19:37 WIB
WowKeren - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 rencananya akan digelar pada Desember mendatang. Gelaran Pilkada ini berlangsung di tengah kondisi yang tidak biasa dimana Indonesia tengah berada di bawah ancaman pandemi COVID-19.
Tak pelak, rencana gelaran ini pun menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak. Tak sedikit pihak yang khawatir jika pelaksanaan Pilkada justru akan memperluas penyebaran pandemi COVID-19.
Dan benar saja, pada Senin (7/9) lalu sebanyak 96 petugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Boyolali dinyatakan positif COVID-19. Terkait hal ini, Bawaslu mengatakan jika hal itu memang sudah menjadi risiko jika Pilkada digelar di tengah pandemi.
Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, mengatakan jika seluruh pemangku kepentingan telah sepakat untuk melanjutkan prosesi Pilkada. Namun pelaksanaan ini harus dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
"Memang itu risiko ya penyelenggara, salah satu risiko menjadi penyelenggara," kata Fritz dalam sebuah diskusi, Jumat (11/9). Kendati demikian sudah menjadi tugas Bawaslu maupun Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara untuk memastikan keselamatan para peserta.
Sebab mereka ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai dari tingkat daerah, kecamatan, desa, hingga yang terpencil tingkat TPS. Terkait 96 petugas di Boyolali yang tumbang, ia mengatakan jika tugas mereka akan diambil alih untuk sementara waktu oleh Bawaslu Jawa Tengah.
"Jadi apa yang terjadi di Boyolali adalah bagian daripada kita oke ini berarti ada yang positif maka harus dikarantina dan tugasnya diambil alih oleh Bawaslu provinsi," jelas Fritz. "Dan itu kan menjadi sebuah hal yang harus kita mitigasikan bagaimana supaya tidak terjadi."
Sebelumnya, Ketua Bawaslu Abhan menyampaikan 96 jajarannya terpapar virus corona. Adapun rinciannya adalah 20 orang berasal dari anggota Panwas kecamatan se-Boyolali dan sisanya 76 orang berasal dari tingkat desa. Abhan menduga mereka tertular saat melakukan tugas pengawasan ketika tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih.
(wk/zodi)