Partai Demokrat menyoroti situasi Indonesia yang sedang berjuang melawan pandemi virus corona (COVID-19), anggap Tanah Air sudah capai titik nadir akibat kesalahan ini.
- Ruth Meliana
- Kamis, 17 September 2020 - 14:48 WIB
WowKeren - Indonesia masih terus berjuang dalam melawan pandemi virus corona. Hingga Kamis (17/9) siang, dilaporkan sudah ada 228.993 kasus COVID-19 di Tanah Air.
Situasi penyebaran virus corona di Indonesia sendiri dinilai sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini dibuktikan dari jumlah kasus harian yang akhir-akhir ini selalu bertambah di atas 3.000 kasus per hari.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Irwan lantas melayangkan kritiknya kepada Pemerintah Indonesia terkait kondisi Tanah Air saat ini. Ia menilai jika Presiden Joko Widodo telah salah langkah dalam mengambil kebijakan untuk menangani pandemi virus corona.
Akibatnya, Irwan menggambarkan kondisi Indonesia sekarang ini yang sudah mencapai titik nadir atau terendah akibat salah kebijakan dalam 6 bulan terakhir. “Saya sebut Indonesia kini di titik nadir, akibat salah urus pandemi (virus corona)," kata Irwan seperti dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (17/9).
Penanganan pandemi di Indonesia dikritik Irwan karena pemerintah dinilai hanya fokus dalam memulihkan perekonomian saja. Fokus tersebut juga tidak seirama dengan kondisi masyarakat yang sudah kritis dan terancam keselamatannya akibat pandemi.
Irwan mengaku jika dirinya merasa miris melihat kasus virus corona di Indonesia yang terus meningkat tajam dalam beberapa waktu terakhir ini. Ia juga menyoroti situasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran yang sudah hampir penuh.
”Seirama hanya urus ekonomi, bicara stimulus bisnis, bukan rakyat sedang kritis karena pandemi,” kritik Irwan. “Ini sungguh miris (situasi di Indonesia).”
Oleh sebab itu, Irwan mendesak pemerintah segera kembali memprioritaskan keselamatan rakyat daripada ekonomi. Ia juga meminta agar pemerintah tidak asal dalam membuat kebijakan bagi masyarakat yang terkesan mengambil keuntungan.
Ia mencontohkan program Kartu Pra Kerja yang dinilai tidak bisa menolong warga Tanah Air dari dampak pandemi COVID-19. “Lewat setengah tahun, rakyat negeri masih dilanda rasa ngeri. Satu sisi rakyat mencari sesuap nasi untuk ekonomi, sisi lain terancam dengan pandemi,” pungkasnya.
(wk/lian)