Muncul Banyak Klaster Keluarga, Satgas Minta Individu dengan Komorbid Dipisah dari yang Muda
Nasional

Satgas COVID-19 meminta anggota keluarga yang masuk golongan rentan, seperti lansia dan memiliki penyakit penyerta alias komorbid agar dipisah dari yang masih berusia muda.

WowKeren - Selain perkantoran dan perusahaan, klaster keluarga juga sedang menjadi sorotan tersendiri belakangan ini. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pun memberikan instruksi mulai dari memakai masker di dalam rumah, hingga yang terbaru memisahkan anggota keluarga dengan kondisi tertentu.

Ketua Satgas COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo meminta agar anggota keluarga yang memiliki penyakit penyerta alias komorbid dipisahkan dari yang masih berusia muda. Pasalnya anggota keluarga berusia muda berisiko tinggi menjadi pembawa virus Corona sebagai orang tanpa gejala (OTG), apalagi bila mereka kerap beraktivitas di luar rumah.

"Kelompok rentan harus dipisahkan dari kelompok muda yang berpotensi menjadi carrier (pembawa virus) atau OTG," tegas Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (22/9). Kelompok rentan tak hanya yang memiliki penyakit penyerta tetapi juga mereka yang berusia lanjut.

Pasalnya saat ini ada banyak pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet yang terpapar COVID-19 meski tak beraktivitas di luar rumah. Rupanya mereka terjangkit COVID-19 karena tertular anggota keluarga yang sering beraktivitas di luar rumah serta tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik ketika kembali ke rumah.


"Jadi bagi mereka yang tetap di rumah harus waspada, harus hati-hati," ujar Doni, dilansir dari Kompas. "Karena apabila ada anggota keluarga yang sering keluar rumah dan tidak memerhatikan protokol kesehatan di rumah, maka bisa menulari saudara yang lain."

Saat ini laju penularan wabah virus Corona memang tengah begitu menanjak. Bahkan beberapa hari terakhir Indonesia sudah kembali mencetak rekor baru dengan melaporkan lebih dari 4 ribu kasus positif COVID-19, dengan puncaknya pada Sabtu (19/9) kemarin, yakni 4.178 pasien.

Penyumbang terbesar kasus-kasus positif ini masih dari DKI Jakarta. Hal ini pun dibuktikan dengan sampai dibukanya satu tower baru di RSD Wisma Atlet, yakni Tower 4, demi menampung pasien-pasien COVID-19 yang tanpa gejala dan bergejala ringan lantaran tower sebelumnya sudah terisi sampai 90 persen.

Situasi ini pun memicu kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah pihak, termasuk Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Ketua PB IDI, dr Daeng Mohammad Faqih, SH, MH, mencemaskan bila suatu saat penambahan kasus positif COVID-19 bisa melampaui kapasitas layanan kesehatan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru