Fakta Detektor COVID-19 Lewat Napas: Hasil Keluar Dalam 3 Menit dan Ditarget Siap Pakai Desember
https://ugm.ac.id/
Nasional

UGM siap melakukan uji klinis lanjutan terhadap alat deteksi COVID-19 yang dikembangkan berdasarkan embusan napas. Alat ini diberi nama 'GeNose' dan akan mengeluarkan hasil dalam 2-3 menit.

WowKeren - Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi dalam mengembangkan alat deteksi COVID-19 yang akurat. Bertajuk "GeNose", alat deteksi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk bisa mengenali adanya virus Corona hanya dari embusan napas individu yang bersangkutan.

Tak main-main, bahkan GeNose bisa mendeteksi COVID-19 hanya dalam hitungan 2-3 menit. Padahal akurasi hasil deteksi COVID-19 alat ini pun tak kalah dari metode PCR yang selama ini menjadi "ujung tombak" deteksi COVID-19 di Indonesia.

"Di sini kami perkenalkan GeNose yang bisa mendeteksi dan memberikan keputusan, dalam waktu tiga menit," ungkap Anggota Tim Peneliti GeNose dari UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra, dalam serah terima alat tersebut pada Kamis (24/9). "Memang butuh kehati-hatian benar-benar menjalankan prosedur baku dan semua etika dipenuhi untuk kebutuhan masyarakat dan tetap menjaga aturan kesehatan, uji-uji yang mengutamakan pasien dan konsumen."

Keberadaan alat ini pun disambut baik oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mengaku siap mendukung uji klinis lanjutan alat tersebut. Sebab diketahui alat itu akan memasuki uji klinis tahap II.


Bambang pun berharap agar alat ini bisa digunakan secara masif oleh masyarakat mulai Desember 2020 mendatang. "Jadi mudah-mudahan bulan Desember kita sudah bisa, masyarakat maksudnya secara luas sudah bisa menggunakan GeNose ini paling tidak untuk screening," jelas Bambang, dilansir dari MedCom, Jumat (25/9).

Bahkan bila memang menunjukkan hasil yang baik, GeNose diharapkan bisa menggantikan posisi rapid test dan swab test. "Tapi yang paling penting adalah bagaimana GeNose ini sedekat mungkin dengan PCR sebagai gold standard. Bahwa ini kita ingin arahkan menjadi gold standard dan itu mungkin next-nya," tutur mantan Kepala Bappenas itu.

Memang saat ini pemerintah mendorong berbagai bentuk inovasi deteksi COVID-19. Bahkan belum lama ini Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan pemerintah akan mencari metode screening pasien COVID-19 yang lebih akurat ketimbang rapid test.

Adalah metode rapid swab yang akan didorong pemerintah sebagai pengganti rapid test yang memakai sampel antigen dalam darah. Perbedaannya, rapid swab akan memeriksa sampel usap pangkal hidung atau tenggorokan dan diyakini memberikan hasil lebih akurat ketimbang rapid test.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait