Ketua Satgas COVID-19: Kematian Dokter di Tanah Air Termasuk Tinggi
Nasional

Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo juga menyebutkan bahwa jika ada peningkatan kasus COVID-19, maka itu berarti terjadi pembiaran atau kurang maksimal dalam pengelolaan dan penegakan protokol.

WowKeren - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengakui bahwa angka kematian dokter akibat virus corona di Indonesia termasuk tinggi. Hal ini disampaikan Doni kala ia mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk pada saat liburan.

"Kami telah melihat kerja sama antara pejabat di daerah dengan seluruh komponen itu berpengaruh langsung terhadap kasus yang ada," ujar Doni dalam diskusi yang digelar Partai Golkar pada Selasa (20/10). "Apabila kasus naik dan dilakukan intervensi maka kasus bisa dikendalikan."

Lebih lanjut, Doni mengungkapkan bahwa jika ada peningkatan kasus COVID-19, maka itu berarti terjadi pembiaran atau kurang maksimal dalam pengelolaan dan penegakan protokol. Apabila situasi tersebut terjadi, Doni mengkhawatirkan para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan di tengah pandemi corona ini.

"Yang kita khawatirkan tenaga- tenaga kesehatan kehabisan tenaga waktu untuk merawat pasien," terang Doni. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tersebut lantas mengakui bahwa kematian dokter akibat COVID-19 di Tanah Air terbilang tinggi.


"Karena angka kematian dokter di tanah air termasuk yang tinggi, oleh karenanya upaya kita mencegah supaya masyarakat tidak dirawat di rumah sakit," pungkas Doni. "Maka itu sama halnya dengan dokter, kita dituntut patuh dengan protokol kesehatan. Ada pengorbanan para dokter yang merawat pasien di rumah sakit."

Di sisi lain, pemerintah telah mewanti-wanti masyarakat jelang libur panjang pekan depan. Diketahui, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober 2020 mendatang disertai dengan dua hari cuti bersama, yakni pada tanggal 28 dan 30 Oktober.

Presiden Joko Widodo bahkan telah menegaskan dirinya tidak ingin ada kenaikan kasus COVID-19 ketika libur panjang seperti sebelumnya. Diketahui, kasus COVID-19 sempat pecah rekor usai long weekend peringatan Tahun Baru Hijriah 1 Muharam, 20 hingga 23 Agustus 2020 lalu.

"Mengingat kita memiliki pengalaman kemarin, libur panjang pada 1,5 bulan yang lalu, setelah itu terjadi kenaikan yang agak tinggi," kata Jokowi pada Senin (19/10). "Oleh sebab itu ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai terdampak pada kenaikan kasus COVID-19."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait