Umat Kristen Ikut Beri Tanggapan Soal Presiden Prancis yang Dituding Hina Islam
Getty Images
Dunia

Kisruh ini bermula saat Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi.

WowKeren - Sejumlah umat Kristen di Arab ikut mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Sebagaimana diketahui, Macron mengatakan bahwa dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Sontak saja, Macron langsung dikecam atas pernyataannya tersebut.

Kecaman tak hanya datang dari umat Islam, tetapi juga kalangan Kristen. Salah satunya penyiar senior berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar, Jalal Chahda. "Saya Jalal Chahda, seorang Kristen Levantine Arab, dan saya dengan keras menolak dan mencela penghinaan terhadap Nabi Islam, Utusan Tuhan #Mohammad. Berkah dan damai," cuitnya di Twitter.

Seorang pengguna Twitter lain, Ayman Dababneh, ikut menimpali dengan menekankan ia ikut tersinggung jika ada yang menghina umat Muslim. "Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania," tulisnya.

Michael Ayoub, seorang pengguna Twitter lain juga menyatakan bahwa ia ikut membenci orang yang menghina agama lain. "Apa yang terjadi di Prancis adalah kemerosotan, dan ini menggarisbawahi bahwa mereka sangat jauh dari ajaran Alkitab," tulis Ayoub.

Hingga kini, berbagai umat Kristen di seluruh dunia masih terus menunjukkan dukungan pada Muslim di media sosial. Bahkan tak sedikit pula yang turut menyerukan untuk memboikot produk-produk asal Prancis, sebagai buntut dari pernyataan kontroversial Macron.

Kisruh ini bermula setelah majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada September lalu. Penerbitan ulang dilakukan untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka terkait karikatur itu pada 7 Januari 2015 silam.


Ketika itu, 12 orang termasuk beberapa kartunis terkemuka, tewas dalam serangan yang dilakukan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi, di kantor Charlie Hebdo, Paris.

Sejumlah politikus Prancis, terutama partai sayap kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, mendukung penerbitan karikatur itu serta menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam dan menyuarakan ujaran anti-Islam. Sementara, Presiden Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksional majalah.

Selain itu, ada insiden pemenggalan guru sejarah, Samuel Paty, oleh Abdoullakh Abouyezidovitch, seorang remaja berusia 18 tahun yang merupakan pendatang dari Chechnya, di kota kecil Conflans-Sainte-Honorin, Val d'Oise, Prancis, pada Jumat (16/10).

Guru sekolah menengah itu disebut sempat menggelar diskusi soal kartun Nabi Muhammad dengan para muridnya. Pelaku kemudian ditembak mati polisi.

Setelah insiden itu Macron berpendapat tentang, "Dibunuh karena para umat muslim menginginkan masa depan kita". Sejak itu Macron mendapat kritik dari berbagai pihak.

Bukan hanya itu, Presiden Macron juga menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam krisis. Dia juga mengumumkan rencana mendorong undang-undang yang lebih keras untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.

Selama beberapa hari terakhir, dilaporkan pula banyak gambar-gambar yang mengandung hinaan terhadap Nabi Muhammad di fasad beberapa bangunan di Prancis.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait