Ini Penjelasan Satgas Usai Heboh Jenazah COVID-19 di Probolinggo Berlumuran Darah
Nasional

Jubir Satgas COVID-19 Probolinggo menegaskan jenazah tersebut hanya mengalami proses alami yang dinamakan lebam mayat dan bukan seperti yang ditudingkan, yakni ada upaya pencurian organ.

WowKeren - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 angkat bicara usai media sosial dibuat heboh dengan temuan jenazah pasien terinfeksi virus Corona yang berlumuran darah. Yang lebih membuat geger, narasi yang berkembang atas penemuan itu adalah sang jenazah juga kehilangan bola matanya.

Juru Bicara Satgas COVID-19, yang juga pelaksana tugas Direktur RSUD dr Mohamad Saleh Probolinggo, Abraar Kuddah, membantah bahwa mata sang jenazah hilang. Ia membenarkan bahwa pasien M memang sempat dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh dengan beberapa komplikasi.

Pasien M didiagnosis stroke hemoragic, respiratory failure TP 1, dan terkonfirmasi positif COVID-19. M kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (5/11) dan proses pemulasaraannya melibatkan kakak serta kerabat pasien di rumah sakit.

"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," ujar Abraar pada Jumat (6/11) malam. Hal ini sekaligus membantah tudingan adanya praktik jual-beli organ jenazah.

"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus COVID-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah," terang Abraar, dilansir dari Kompas, Sabtu (7/11). "Penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan. Jika dia Muslim kami posisikan miring dan apabila non-Muslim kami posisikan terlentang."


Terkait dengan keluarnya darah tersebut, Abraar menjelaskan karena terjadi proses yang disebut lebam mayat. Proses ini membuat darah turun dari gravitasi yang paling tinggi. Jika posisinya sama dalam waktu 6-8 jam, maka akan muncul lebam kebiruan di punggung jenazah.

Karena posisi jenazah miring, maka pendarahan akan turun. Di saat itulah bisa jadi ada darah yang keluar lewat lubang-lubang di mata, hidung, telinga, hingga mulut. Bisa juga darah yang membeku di atas mencair lalu turun ke bawah, masih akibat proses lebam mayat.

"Perlu kita ketahui, rumah sakit ini saya pimpin. Saya sebagai Plt Direktur, saya juga orang Muslim, saya juga orang kesehatan," tegas Abraar. "Tidak mungkin saya akan mencederai sumpah dokter dan seorang pemimpin, serta sumpah para perawat di sini dengan cara yang dituduh mau menjual organ dan lain sebagainya. Itu sangat tidak mungkin dan itu bisa dibuktikan."

Di sisi lain, polisi pun bergerak cepat meringkus pihak tidak bertanggung jawab di balik kehebohan ini. Satreskrim Polres Probolinggo menyebut pihak penyebar narasi bohong itu sudah diciduk.

"Benar anggota kami berhasil menangkap pelaku penyebar hoaks jenazah COVID-19 berdarah, bola mata tercongkel, membuat keresahan masyarakat," ungkap Kapolres Probolinggo, AKBP Ferdy Irawan, dilansir dari Detik News. "Nanti akan dirilis, agar isu hoaks tidak berkembang luas."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru