Riuh Massa Penjemput HRS, Epidemiolog: Berpotensi Bikin Kasus COVID-19 Tak Terkendali
Nasional

Ahli epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, berharap agar masyarakat masih waspada terhadap risiko penyebaran corona. Sebab, pandemi ini masih belum berakhir.

WowKeren - Ahli epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, turut menyoroti acara penyambutan Habib Rizieq Shihab pada hari ini, Selasa (10/11). Kerumunan massa di Petamburan, Jakarta Pusat tersebut bertolak belakang dengan kondisi ibu kota yang saat ini tengah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Kerumunan massa seperti ini sangat berpotensi menjadi media penularan kasus corona. "PSBB tidak mampu mengatasi kerumunan orang di Petamburan, dan berpotensi tidak terkendalinya kasus (COVID-19)," kata Dicky dilansir CNN Indonesia.

Oleh sebab itu menurut Dicky, pemerintah seharusnya melarang acara penjemputan itu. Terlebih lagi acara itu sangat berpotensi memicu kerumunan massa. Hal ini bisa diperburuk jika para pesertanya tidak mengindahkan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Setiap keramaian massa, apalagi tidak terkendali dan tidak mampu melakukan protokol kesehatan, harusnya dilarang," tegasnya. Ia lebih jauh meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan sanksi kepada pelanggar protokol kesehatan.


Pemberian sanksi bisa menjadi salah satu cara untuk menekan potensi munculnya klaster baru. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi mobilitas warga. Dan yang tak kalah penting adalah sosialisasi.

"Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan munculnya klaster. Pertama, siapkan regulasi untuk membatasi mobilisasi, kemudian berikan sanksi yang tegas, tidak pilih-pilih apa pun jenis keramaiannya," kata Dicky melanjutkan. "Ketiga, ini mesti sangat menjadi PR, adalah strategi komunikasi risiko yang tepat."

Dicky berharap agar masyarakat masih waspada terhadap risiko penyebaran corona. Sebab, pandemi ini masih belum berakhir. Terlebih lagi perkembangan kasus belum menunjukkan tanda-tanda menuju tren positif.

"Sehingga mereka sadar bahwa situasi ini belum terkendali, COVID-19 masih bersama kita, trennya masih sangat memprihatinkan," katanya lagi. "Bukan hanya menyampaikan berita baik saja, tapi berita itu datangnya dari sisi positif dan negatif."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait