Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menyampaikan sejumlah catatan dan rekomendasi untuk pemerintah pusat serta daerah, salah satunya terkait dengan rendahnya gaji guru honorer.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 25 November 2020 - 20:28 WIB
WowKeren - Peringatan Hari Guru jatuh pada Rabu (25/11) hari ini. Dalam peringatan ini, Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menyampaikan sejumlah catatan dan rekomendasi untuk pemerintah pusat serta daerah.
Salah satunya terkait dengan rendahnya gaji guru honorer, yang bahkan tidak mencapai Rp 1 juta per bulan. Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menyarankan agar Pemda memberikan upah guru honorer minimal setara dengan UMP setempat.
"P2G banyak diisi oleh guru-guru honorer, yang upahnya hanya 500-700 ribu/bulan. Di sisi lain mereka tetap dituntut sempurna dan profesional dalam melaksanakan tugas," tutur Satriwan dilansir Republika. "Kami sangat sedih honor guru honorer ini horor, ini sangat tidak manusiawi.
Oleh sebab itu, P2G mengapresiasi pemerintah yang membuka seleksi untuk 1 juta guru honorer agar bisa diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun depan. Satriwan yakin bahwa kebijakan ini akan sangat membantu masalah kekurangan guru di Indonesia.
"Sampai 2024 Indonesia kekurangan 1,3 juta guru," ungkap Satriwan. "Dengan dibukanya lowongan 1 juta guru, diharapkan akan menaikkan kesejahteraan para guru honorer dengan menjadi ASN ke depan."
Sebagai informasi, guru honorer yang berhasil melalui seleksi dan menjadi PPPK akan mendapatkan gaji dan tunjangan setara PNS. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, pembukaan formasi besar-besaran ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik.
Selain itu, P2G juga mengapresiasi kebijakan Mendikbud Nadiem terkait guru. Di antaranya adalah penyederhanaan RPP Guru, penghapusan Ujian Nasional yang selalu menjadi beban guru dan siswa, bantuan subsidi kuota internet, hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU). "Harus jujur diakui, beberapa kebijakan di atas sangat membantu guru khususnya di masa pandemi ini," pungkas Satriwan.
(wk/Bert)
