Pakar Ingatkan Vaksin Tak Jamin Seseorang 100 Persen Aman dari Penularan Virus
iStockphoto
Nasional

Masyarakat diminta tak bergantung sepenuhnya pada vaksin. Sebaliknya, penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan guna meminimalisir penularan COVID-19.

WowKeren - Pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi memberikan gambaran mengenai pentingnya kehadiran vaksin di tengah pandemi. Seperti diketahui, vaksin menjadi komoditas yang paling dinanti-nanti saat ini.

Kehadiran vaksin diharapkan bisa membuat pandemi COVID-19 di dunia berakhir. Tak ayal jika sejumlah negara tengah berlomba-lomba untuk menyelesaikan pengembangan vaksin ini secepat mungkin. Elizabeth mengatakan jika hingga kini memang belum diketahui pasti berapa lama masa perlindungan yang mampu diberikan oleh vaksin setelah disuntikkan ke dalam tubuh.

"Saat ini kita belum tahu masa perlidungannya. Kita berharap minimal satu tahun," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis (3/12). "Setidaknya ketika kita disuntik kita bernapas dan melakukan aktivitas."

Bagi mereka yang akan divaksin, maka perlu dilakukan pengawasan atau monitoring. Yang mana, monitoring ini perlu dilakukan secara berkala. Setiap bulan akan dipantau melalui pengecekan darah apakah antibodi buatan masih ada dalam tubuh.


Kendati demikian, ia mengingatkan jika hingga kini belum ada jaminan aman 100 persen dari vaksin. Sejauh ini, efektivitas vaksin maksimal hanya berada di angka 95 persen.

"Jadi sekarang kita harus siap. Tapi sekarang namanya vaksin tidak ada yang menjamin 100 persen," tuturnya lebih lanjut. "Dikatakan misalnya efektivitas vaksin ini 95 persen. Apakah saya masuk 95 atau 5, belum tahu."

Penyuntikan vaksin, tidak serta merta akan mampu membentuk antibodi sebagaimana yang diharapkan. Hal ini kembali pada efektivitas vaksin itu. "Bisa jadi saya disuntik dengan vaksin yang sangat ampuh tapi antibodi tidak mau terbentuk meski sedang dirangsang," imbuhnya.

Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat tak bergantung sepenuhnya pada vaksin. Sebaliknya, penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan guna meminimalisir penularan. "Makanya prokes tetap harus dijaga, karena kita belum tahu ketahanan vaksin itu," tegasnya.

Sementara itu untuk vaksinasi di Indonesia, pemerintah menyiapkan dua macam skema. Yakni gratis yang mana hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu dan mandiri alias berbayar.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait