Data Mengejutkan 74 Ribu Anak Indonesia Positif Corona, Klaster Sekolah Jadi Sumber Terbesar
Nasional

Pandemic Talks baru saja melaporkan data mengejutkan jumlah anak di Tanah Air yang positif terinfeksi virus corona. Klaster sekolah turut bertanggung jawab sebagai penyumbang tertinggi.

WowKeren - Penyebaran virus corona di Indonesia semakin tak terkendali hingga mencetak rekor penambahan kasus tertinggi pada Jumat (9/1). Dalam 24 jam saja, Indonesia telah mencatat lebih dari 10 ribu kasus COVID-19 sejak pandemi pertama merebak pada Maret 2020 lalu.

Data mengejutkan juga baru saja disampaikan oleh Pandemic Talks pada Kamis (7/1) lalu. Mereka melaporkan ada 74.249 anak yang positif terinfeksi virus corona hingga 20 Desember lalu di Indonesia.

Dokter yang juga pendiri Pandemic Talks, Muhammad Kamil memaparkan klaster sekolah atau pesantren menjadi sumber terbesar kasus virus corona di lingkungan anak. Pasalnya hingga kini, ditemukan ada 3.711 kasus COVID-19 klaster sekolah yang tersebar di berbagai provinsi.

Situasi ini membuat Kamil cukup khawatir terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka. Jika pemerintah tetap memaksa, ditakutkan akan terjadi lonjakan kasus dari klaster sekolah sehingga penyebaran virus semakin tak terkendali.


Apalagi, banyak pesantren dan sekolah yang sudah mulai membuat kebijakan sendiri untuk membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka sejak pertengahan 2020 lalu. Hal itu dinilai menjadi pemicu tingginya kasus virus corona pada anak dan banyaknya klaster sekolah.

Kamil sendiri mengaku masih belum menemukan rincian bagaimana penyebaran virus corona di lingkungan anak-anak. Apakah anak-anak itu terinfeksi dari sekolah atau dari luar, atau dibawa ke sekolah.

”Tapi nyatanya, dari berita-berita yang bisa diakses publik, kami kumpulkan menjadi seperti ini,” jelas Kamil seperti dilansir dari Tempo, Sabtu (9/1). “Kasusnya menyebar, di Jawa ada 2.000-an kasus COVID-19 pada anak dan itu dari klaster sekolah.”

"Jadi manusia yang mengoper penyakit, bukan nyamuk, seperti penyakit demam berdarah,” sambungnya. “Kenapa sekolah berpotensi meningkatkan transmisi? Karena ada mobilitas yang serentak.”

Oleh sebab itu, Kamil menyarankan pemerintah untuk tidak terburu-buru memaksa membuka sekolah tatap muka di tengah kasus COVID-19 yang sedang melonjak. Hal tersebut dinilai dapat memicu mobilitas yang massif hingga penyebaran virus corona semakin sulit ditangani.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait