Luhut Minta Sandi Fokus Perbaiki Kualitas WC di Tempat Wisata, Ini Kata Epidemiolog
Nasional

Epidemiolog turut menanggapi usulan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta agar kualitas WC alias toilet di destinasi pariwisata diperbaiki dan ditingkatkan.

WowKeren - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kualitas 5 destinasi wisata prioritas bisa ditingkatkan. Lima destinasi wisata prioritas itu adalah dari Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Permintaan tersebut disampaikan Luhut kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Luhut juga meminta agar Sandi memperbaiki hal kecil seperti kualitas WC alias toilet pada destinasi wisata prioritas.

Menurutnya, jangan sampai wisatawan kapok berkunjung cuma karena kondisi WC yang buruk. "Saya minta peningkatan kualitas destinasi pariwisata di 5 destinasi super prioritas, yaitu Menparekraf (Sandiaga) agar meningkatkan alokasi anggaran ke 5 destinasi tersebut. Soal-soal kecil, seperti WC itu juga perlu diperbaiki. Jadi orang datang ke spot itu nggak kapok," ujar Luhut dalam potongan video rapat koordinasi yang diunggah Kemenkomarves, Jumat (8/1).

Usulan ini rupanya mendapatkan respon positif dari Epidemiolog Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra. Menurutnya, perbaikan fasilitas dan kualitas WC di tempat wisata sangat penting, khususnya saat pandemi COVID-19.

Bahkan kualitas WC di tempat wisata seharusnya sudah diperhatikan dari sebelum pandemi COVID-19 melanda. “Dalam keadaan biasa pun WC haru higienis dan steril dari kemungkinan banyaknya bakteri penyebab penyakit,” tuturnya.


Hermawan tak menampik bahwa di sejumlah tempat wisata ada fasilitas publik, termasuk WC, yang terbengkalai dan kurang terawat, sehingga memberikan kesan jorok. Hal tersebut dapat terjadi karena terbatasnya tata kelola dalam hal pengawasan oleh pemerintah atau instansi non-pemerintahan yang mengelola tempat wisata tersebut.

Lebih lanjut, Hermawan menjelaskan bahwa tingkat pembersihan area WC tergantung dengan seberapa sering wisatawan keluar-masuk area. “Oleh karena itu, penting (dibenahi) saat sekarang karena berkaitan dengan pandemi. Orang yang menggunakan WC di area-area umum, intensitas orang gantian keluar-masuk itu tinggi,” jelasnya.

Contohnya, apabila tempat wisata buka selama delapan jam, maka petugas kebersihan harus ada yang siap membersihkan area WC secara rutin. “WC komunal lebih berisiko. Maka ini memang perlu perhatian lebih dari segi kebersihan. Kemudian, boleh jadi (diperhatikan kebersihannya) karena berkaitan dengan keindahan tempat wisata,” lanjutnya.

Apabila area WC ramai dikunjungi wisatawan, maka pembersihan dapat dilakukan setiap 30 menit sekali. Bahkan tempat wisata bisa meniru mal yang menyediakan petugas kebersihan di dalam area WC komunal yang selalu mengelap area bilik usai digunakan wisatawan.

Namun, adanya petugas tersebut biasanya akan memakan biaya tambahan. “Ini tentu berkaitan dengan investasi, jadi tetap diperhitungkan dari segi intensitas orang keluar-masuk. Saya pikir di daerah-daerah juga harus ditingkatkan upaya kebersihan ini,” pungkas Hermawan.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru