Kasus Positif COVID-19 Terus Melonjak, Epidemiolog: Itu Belum Puncaknya
Nasional

Seorang epidemiolog dari Universitas Griffith Australia menyebut lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia belum mencapai puncaknya. Penasaran kenapa?

WowKeren - Kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan di awal tahun 2021 ini. Kasus positif harian dan jumlah kematian beberapa kali pecah rekor karena mencapai angka tertinggi jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Kendati demikian, Dicky Budiman selaku epidemiolog Universitas Griffith Australia, menilai lonjakan tersebut belum mencapai puncak gelombang pertama COVID-19 di Tanah Air.

"Itu belum puncak, karena memang kasus rekor itu implikasi sudah banyak kasus dan lama sekali terjadi COVID-19 di Indonesia," tutur Dicky seperti dilansir dari CNNIndonesia pada Senin (18/1).

Menurut Dicky, publikasi yang diumumkan pemerintah selama ini tidak menjangkau kasus positif lain yang belum teridentifikasi. Karena itulah sulit untuk memprediksi kapan puncak gelombang pertama COVID-19 di Indonesia akan terjadi. Namun ia yakin Indonesia belum mendekati puncak kasus jika melihat angka positivity rate yang mencapai 32,82 persen pada hari Minggu (17/1) kemarin.

Tingginya angka positivity rate Indonesia menandakan pemerintah belum maksimal dalam melakukan upaya penanganan COVID-19. Angka ini juga jauh di atas standar WHO yang hanya sebesar lima persen.


Dicky juga menjelaskan jika hal ini turut dipengaruhi oleh keengganan pemerintah dalam menerapkan kebijakan "lockdown". "Minimnya intervensi, minimnya pembatasan mobilitas, itu yang menyebabkan gelombang pertama kita lama, memanjang dan menguat," paparnya.

Di samping itu, Dicky juga membuat prediksi berdasarkan analisis data tentang kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Ia menyebut pandemi virus Corona di Indonesia akan berlangsung selama 14 tahun jika jumlah kasus harian telah mencapai 50 ribu kasus.

"Saya sudah hitung kalau kita infeksi 50 ribu saja per hari, kita akan mengalami pandemi atau mengarah ke herd immunity natural itu 14 tahun, karena penduduk kita banyak," pungkasnya.

Jika perkiraan ini terjadi, berbagai rumah sakit di Indonesia akan kolaps. Akibatnya, jumlah kematian pada golongan yang rawan terpapar COVID-19 seperti lansia dengan penyakit penyerta akan mengalami peningkatan tajam.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru