Kemenkes Evaluasi Vaksin Pfizer Buntut Meninggalnya 33 Lansia di Norwegia
Nasional

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mengevaluasi vaksin Pfizer usai mencuatnya kabar kematian 33 lansia yang meninggal usai disuntik vaksin COVID-19 asal Amerika Serikat tersebut.

WowKeren - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengevaluasi vaksin Pfizer usai kabar kematian 33 lansia yang meninggal usai disuntik vaksin COVID-19 dari perusahaan asal Amerika Serikat itu. Evaluasi ini sekaligus menjadi rujukan apakah vaksin Pfizer aman diberikan kepada lansia di Tanah Air.

Pasalnya, sejauh ini kriteria penggunaan vaksin asal Tiongkok Sinovac hanya diberikan untuk rentang usia 18-59 tahun. "Itu bisa saja hal seperti itu menjadi catatan. Tapi kita lihat berapa banyak sih yang sudah disuntik Pfizer, sudah banyak kan? Jadi memang kalau bicara efek samping harus kita lihat kembali, apakah laporan memang betul-betul ada efeknya seperti itu," kata Nadia dilansir CNNIndonesia, Selasa (19/1).

Sejauh ini, Kemenkes sendiri masih menunggu keabsahan laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menewaskan puluhan lansia tersebut. Namun, pihak Norwegia sebelumnya memastikan jika kematian para lansia tak berhubungan dengan pemberian vaksin Pfizer.


"Lagipula nanti seluruh vaksin akan diperiksa oleh BPOM untuk memastikan dan vaksin Pfizer bisa digunakan pada orang dengan kondisi tertentu," jelasnya. "Kita juga mempertimbangkan manfaat Pfizer karena mungkin menutup kekurangan dari vaksin yang lain."

Adapun Pfizer merupakan satu dari tujuh merek vaksin yang bakal digunakan di Indonesia. Ketetapan itu diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (COVID-19) yang diteken Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 28 Desember 2020 lalu. Ketujuh vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.

Sebelumnya, Pemerintah Australia langsung meminta data soal efek samping vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech tersebut. "Kami segera mencari tahu dan saya langsung menghubungi badan kesehatan Australia, TGA, meminta mereka mencari informasi tambahan dari perusahaan itu dan badan kesehatan Norwegia," kata Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt dilansir Associated Press, Senin (18/1).

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait