Rusak dan Hilang Akibat Banjir Kalsel, Kemendagri Ganti Belasan Ribu Kartu Keluarga Secara Gratis
Twitter/SAR_NASIONAL
Nasional

Menurut Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrullah, dokumen kependudukan yang perlu diganti tersebut bervariasi.

WowKeren - Banjir melanda 10 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) beberapa waktu lalu. Hal ini membuat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) harus mengganti dokumen kependudukan sekitar 16 ribu keluarga karena rusak atau hilang akibat banjir.

Menurut Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrullah, dokumen kependudukan yang perlu diganti tersebut bervariasi. Ada Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), hingga akta kelahiran.

"Total jumlah penggantian dokumen kependudukan yaitu 16.187 kartu keluarga, 1 akta kelahiran, 5 akta kematian, dan 16 KTP-el," ungkap Zudan dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1). Adapun Kemendagri mengganti dokumen kependudukan ini secara gratis.

Pelayanan penggantian dokumen kependudukan hingga saat ini telah diberikan ke korban banjir di empat kabupaten di Kalsel. Para korban banjir ini dilayani langsung oleh tim khusus Kemendagri dari Jakarta.


Tim tersebut juga melayani pembuatan dokumen kependudukan baru, seperti akta kematian bagi korban banjir yang meninggal dunia. Lalu tim tersebut juga melayani pembuatan akta kelahiran untuk bayi yang lahir pada masa pengungsian.

"Bila terjadi peristiwa penting seperti pengungsi yang melahirkan, tim Dukcapil proaktif memberikan minimal tiga dokumen sekaligus," jelas Zudan. "Yakni akta kelahiran, KK baru untuk suami-istri dengan anak yang baru lahir, serta kartu identitas anak."

Di sisi lain, Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menaksir kerugian banjir di Kalsel ini mencapai Rp1,349 triliun per 22 Januari 2021. Dampak kerugian ini terhitung dari sektor pendidikan, kesehatan dan sosial, pertanian, perikanan, infrastruktur, dan produktivitas ekonomi masyarakat.

Sektor pendidikan mencatatkan kerugian mencapai sekitar Rp30,446 miliar. Kemudian sektor kesehatan dan perlindungan sosial diestimasikan merugi sekitar Rp27,605 miliar, sektor infrastruktur sekitar Rp424,128 miliar, dan sektor perikanan sekitar Rp46,533 miliar.

Selain itu, kerugian di sektor produktivitas masyarakat sekitar Rp604,562 miliar, dan sektor pertanian sekitar Rp216,266 miliar. Penghitungan kerugian ini didasarkan pada sejumlah data, antara lain luas area yang tergenang berdasarkan citra spasial dan penggunaan lahan berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait