Lolos Uji Klinis Tahap 2, Vaksin COVID-19 Asal Tiongkok Anhui Dinyatakan Aman?
Unsplash/Markus Spiske
Nasional

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) akan melaksanakan uji klinis fase III vaksin rekombinan COVID-19 yang dikembangkan produsen vaksin asal Tiongkok, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co., Ltd.

WowKeren - Peneliti Tanah Air tengah dikejar waktu untuk menyelesaikan uji klinis berbagai vaksin corona (COVID-19). Usai Sinovac, kini giliran vaskin asal Tiongkok lain Anhui yang diuji klinis.

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) segera melaksanakan uji klinis fase III vaksin yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co., Ltd tersebut. Vaksin ini sendiri telah lolos uji klinisi tahap I dan II.

"Vaksin COVID-19 rekombinan telah melewati uji klinis fase I dan II di Tiongkok," kata Peneliti utama uji klinis fase III vaksin rekombinan COVID-19 Rodman Tarigan dalam jumpa pers di Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Kota Bandung, Selasa (2/3). "Vaksin terbukti aman dan tidak menimbulkan efek serius serta memberikan kekebalan yang baik."

Rodman menuturkan, penelitian uji klinis fase III vaksin rekombinan ini juga telah mendapatkan izin persetujuan dari Komite Etik RS Hasan Sadikin dan Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM). Selain Indonesia, uji klinisi ini juga diselenggarakan di beberapa negara lain seperti Ekuador, Tiongkok, Pakistan serta Uzbekistan.


"Total target dari uji klinis fase III vaksin COVID-19 rekombinan adalah 29.000 subjek relawan dari beberapa negara," tutur Rodman. Di Indonesia sendiri, uji klinis ini memerlukan 4.000 relawan.

Proses uji klinis akan dilakukan di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung. Untuk kota Bandung, jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 2.000 orang.

Terdapat enam rumah sakit di Bandung yang ditunjuk sebagai lokasi uji klinis, antara lain RS Hasan Sadikin, RS Immanuel, RS Advent, RS Al-Ihsan, RS Unggul Karsa Medika, dan RSIA Limijati. "Pendaftaran relawan uji klinis vaksin rekombinan di Bandung terbuka untuk warga domisili Bandung berusia 18 tahun ke atas tanpa batasan maksimal usia, dalam kondisi sehat dan belum menerima vaksin COVID-19 sebelumnya," ujarnya.

Setiap relawan akan menerima tiga kali dosis penyuntikan dengan interval masing-masing penyuntikan selama satu bulan. Kemudian, para relawan akan dipantau selama 12 bulan setelah dosis terakhir. "Dalam uji klinis ini, relawan tidak dibebankan biaya apapun dalam penelitian ini," tuturnya.

Sekedar informasi, vaksin rekombinan bukanlah hal baru dalam dunia medis. vaksin rekombinan yang selama ini sudah banyak beredar adalah vaksin hepatitis B yang banyak digunakan di fasilitas kesehatan di Indonesia. "Artinya vaksin rekombinan sudah familiar oleh dokter umum, dokter anak, hingga perawat dan bidan," ungkap Rohman.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru